Salin Artikel

Kaleidoskop 2022 : Skenario Kopda Muslimin, Bayar 4 Eksekutor untuk Bunuh Istrinya Demi Perempuan Lain

SEMARANG, KOMPAS.com - Kasus Kopda Muslimin yang menjadi dalang penembakan Rina Wulandari yang merupakan istrinya sendiri itu masih menjadi sorotan publik.

Peristiwa penembakan itu terjadi di depan rumah korban tepatnya di Jalan Cemara 3, Padangsari, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/7/2022).

Sampai saat ini ada empat terdakwa Sugiono alias Babi, Ponco Aji Nugroho, Supriyono alias Sirun, dan Agus Santoso alias Gondrong yang mengaku disuruh Kopda Muslimin.

Semua terdakwa didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap istri Kopda Muslimin beberapa waktu yang lalu.

Aksi percobaan berencana itu membuat Rina Wulandari terpaksa dirawat berminggu-minggu di RSUP Kariadi karena mengalami luka tembak.

Perjalanan Kopda Muslimin berakhir mengenaskan. Anggota TNI Angkatan Darat (AD) yang bertugas di Batalyon Pertahanan Udara (Yonarhanud) 15 Kodam IV/Diponegoro itu ditemukan tewas di rumah orang tuanya.

Sebelum tewas, Kopda Muslimin sempat meminta maaf kepada orang tuanya yang berada di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (Jateng) dalam kondisi muntah-muntah pada Kamis (28/7/2022).

Identitas pelaku terlacak

Polisi mengaku sudah mengantongi identitas para pelaku penembakan istri anggota TNI di Jalan Cemara, Perumahan Grand Cemara, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Hal itu terungkap setelah polisi mendalami rekaman closed-camera television (CCTV). Dugaan sementara, para pelaku merupakan orang bayaran dan tidak terlatih melakukan penembakan.

"Bukan orang yang terlatih. Jadi ini diduga kuat kelompok sipil bayaran," ujar Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Kapolrestabes) Semarang Kombes Pol Irwan Anwa, Rabu (20/7/2022).

Selain itu, dari cara memegang pistol, eksekutor terlihat tidak melakukan kuda-kuda dengan baik saat menembak korban.

"Mungkin tembakannya meleset karena dia tersentak," ucapnya dalam jumpa pers di Markas Polrestabes Semarang.

Polisi juga menduga bahwa ada pelaku lain yang diajak berkoordinasi oleh para pelaku yang terekam CCTV.

Dalam rekaman CCTV itu, pelaku sempat berbicara dengan seseorang lewat ponselnya sebelum penembakan.

"Diduga eksekusi ada komando melalui telepon. Hal ini dilakukkan 3 menit sebelum korban berangkat menjemput sekolah," ungkapnya.

Irwan menegaskan, pihaknya telah mengirimkan tim untuk menangkap para pelaku dan meminta segera menyerahkan diri.

Irwan meyakini, para pelaku tersebut saat ini hanya bisa berembunyi dan penangkapan hanya menunggu waktu.

"Kami meminta pelaku, eksekutor dan orang yang bersangkutan untuk menyerahkan diri. Selama ini mereka sedang bersembunyi, hanya itu kesempatannya," ungkap dia.

Kopda M menghilang

Pasca istrinya ditembak orang tak dikenal, Anggota TNI Kopda M yang merupakan suami korban dikabarkan menghilang.

Kapendam IV/Diponegoro Letkol Inf Bambang Hermanto mengatakan, hingga saat ini Kopda M hilang atau belum terlihat melakukan aktivitas di kesatuannya.

"Sampai sekarang masih dilakukan pencarian," jelasnya di Mapolrestabes Semarang dikutip dari Kompas.com, Jumat (22/7/2022).

Saat kejadian penembakan di Jalan Cemara 3 Padangsari Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kopda M sempat terlihat pada Senin (18/7/2022).

"Dia juga sempat menemani istrinya saat dirawat di rumah sakit," kata dia.

Namun sehari setelah kejadian, Kopda M sudah tidak terlihat dan dinyatakan mangkir atau Tidak Hadir Tanpa Izin (THTI).

Komandan batalyon masih dalam proses mencari Kopda M, karena bisa jadi prajurit TNI tersebut akan ditindak secara militer karena mangkir.

"Semua berkas sudah dilimpahkan, pasti ada tindakan militer," ujarnya.

Hermanto menegaskan, THTI yang telah dilakukan oleh Kopda M pada masa damai sudah masuk kategori tindak pidana militer. Saat ini, komandan batalyon sudah melapor ke pimpinan.

"Di dalam militer ada penindakan secara bertahap," ujarnya

Cinta segitiga

Tim gabungan TNI dan Polri mengungkap keterlibatan Kopral Dua atau Kopda Muslimin dalam aksi penembakan istrinya sendiri yang bernama Rina wulandari.

Aksi penembakan tersebut terjadi pada Senin (18/7/2022) yang lalu di sebuah perumahan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi mengungkap, aksi penembakan tersebut disebabkan karena cinta segitiga Kopda Muslimin dengan perempuan lain.

"Motifnya karena Kopda Muslimin punya pacar lagi," kata Luthfi di Mapolda Jateng, Senin (25/7/2022).

Dia menyebut, sudah mengamankan delapan saksi, salah satunya adalah kekasih Kopda Muslimin yang baru berinisial W.

"Saksi berinisial W yang merupakan pacar Kopda Muslimin sudah bersaksi," kata dia.

Kopda Muslimin awalnya sudah mengajak W untuk lari tapi menolak. Akhirnya, kekasih Kopda Muslimin berinisial W itu diamankan polisi.

"Sudah diajak lari namu W itu tidak mau," kata dia.

Selain pengakuan dari kekasih Kopda Muslimin, para pelaku lapangan atau eksekutor yang berjumlah empat orang itu mengaku dapat arahan dari Kopda Muslimin.

"Mereka dapat arahan dari Kopda Muslimin untuk menembak istrinya yang kedua," kata dia.

Luthfi menyebut jika tembakan pertama tak tepat sasaran sehingga tembus. Untuk tembakan kedua berhasil bersarang di perut korban.

"Setelah itu dibawa ke rumah sakit," imbuhnya.

Saat korban Rina Wulandari dibawa ke rumah sakit, Kopda Muslimin masih menemani. Tak berselang lama, Kopda Muslimin melakukan transaksi dengan para eksekutor.

"Ada uang Rp 120 juta untuk kompensasi kepada para pelaku," kata dia.

Setelah melakukan transaksi, para pelaku menggunakan uang tersebut untuk membeli sepeda motor dan emas. Namun, barang-barang tersebut ikut diamankan polisi.

"Kita juga mengamankan barang bukti satu pucuk senjata api dan empat butir peluru," imbuhnya.

Eksekutor dibayar Rp 120 juta

Lima pelaku penembakan seorang istri prajurit TNI di Semarang, Jawa Tengah memberikan pengakuan bahwa Kopral Dua (Kopda) Muslimin terlibat di dalamnya.

Diketahui Kopral Dua (Kopda) Muslimin merupakan suami korban penembakan yang berinisial R. Saat ini R masih menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Kariadi Semarang karena luka tembak di perut.

"Dari semua pelaku yang tertangkap mengaku ada keterlibatan suami korban," kata Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi, di Mapolda Jateng, Senin (25/7/2022).

Dia menjelaskan, saat di lokasi kejadian para pelaku lapangan mendapatkan instruksi dari Kopda Muslimin yang saat itu berasal di dalam rumah.

Mereka mendapatkan instruksi melalui telepon," kata dia.

Para pelaku lapangan atau eksekutor yang berjumlah 4 orang itu mendapatkan arahan dari Kopda Muslimin agar menembak istrinya yang kedua kalinya.

"Tembakan pertama tak mematikan, kembali ke posko dapat instruksi dari suami dari Kopda Muslimin untuk mendapatkan tembakan kedua," ungkapnya.

Luthfi menyebut jika tembakan pertama tak tepat sasaran sehingga tembus. Sementara itu, tembakan kedua berhasil bersarang di perut korban.

"Setelah itu dibawa ke rumah sakit," imbuhnya.

Saat korban R dibawa ke rumah sakit, Kopda Muslimin masih menemani. Tak berselang lama, Kopda Muslimin melakukan transaksi dengan para eksekutor.

"Ada uang Rp 120 juta untuk kompensasi kepada para pelaku," kata dia.

Setelah melakukan transaksi, para pelaku menggunakan uang tersebut untuk membeli sepeda motor dan emas.

Namun, barang-barang tersebut ikut diamankan polisi.

"Kita juga mengamankan barang bukti satu pucuk senjata api dan empat butir peluru," imbuhnya.

Eksekutor penembakan ditangkap

Tim gabungan TNI dan Polri berhasil menangkap satu pelaku penembakan istri prajurit TNI di Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan, pelaku yang ditangkap merupakan eksekutor penembakan dengan korban berinisial Rina Wulandari.

"Pelaku eksekutor sudah ditangkap oleh polisi," jelasnya saat dikonfirmasi, Jumat (22/7/2022).

Untuk itu, dia kembali menegaskan agar para pelaku yang lain untuk segera menyerahkan diri ke aparat kepolisian.

"Yang lain segera menyerahkan diri," tegasnya.

Dia menjelaskan, pelaku ditangkap saat mencoba melarikan diri melalui perbatasan Kota Semarang dan Kabupaten Demak hari ini.

"Pelaku ditangkap saat masih di wilayah Kota Semarang," ujarnya.

Secara tegas, Irwan mengaku sudah mengantongi identitas para pelaku. Termasuk dalang di balik penembakan istri prajurit TNI tersebut.

"Dalam waktu dekat bakal ditangkap pada pelaku," imbuhnya.

Kelabui aparat

Terduga pelaku penembakan istri prajurit TNI di Kota Semarang sempat mengubah warna sepeda motor Ninja yang terekam CCTV untuk mengelabui aparat.

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol. Irawan Anwar mengatakan, saat diamankan, salah satu motor ada yang sudah diubah warna untuk kamuflase.

"Sepeda motor Ninja yang digunakan pelaku diubah warnanya dari hijau muda ke hijau tua untuk menghilangkan jejak," ungkap Irawan melalui keterangan resminya, Jumat (22/7/2022).

Dia menjelaskan, dua sepeda motor yang digunakan oleh pelaku ditemukan oleh petugas di dua lokasi yang berbeda.

"Dua kendaraan itu kami temukan di Pamularsih (Kota Semarang) dan Sayung (Kabupaten Demak)," kata dia.

Dia memastikan, berdasarkan video yang terekam CCTV dua kendaraan itulah yang digunakan oleh pelaku untuk melakukan aksi penembakan kepada prajurit TNI.

"Kendaraan tersebut kita sita di rumah temannya," ungkap Irawan.

Dia menjelaskan, sampai saat ini tim gabungan TNI dan Polri masih melakukan pengejaran terhadap terduga pelaku yang sedang bersembunyi.

"Saya minta untuk para pelaku segera menyerahkan diri," harapnya.

Pasalnya, tim gabungan TNI dan Polri mengklaim sudah mengetahui keluarga dan kelompok terduga pelaku penembakan yang sempat membuat geger warga Kota Semarang.

"Pelaku sudah teridentifikasi," katanya.

Pihaknya menyebut telah mengetahui rumah, keluarga dan kelompok terduga pelaku penembakan terhadap istri prajurit TNI berinisial R.

"Ini tinggal menunggu waktu saja," tuturnya.

5 eksekutor ditangkap

Tim gabungan TNI dan Polri melumpuhkan lima penembak istri Kopda Muslimin, seorang anggota TNI di Semarang, Jawa Tengah menggunakan timah panas.

Beberapa tersangka tersebut nampak terpincang-pincang saat mengikuti gelar perkara di Mapolda Jawa Tengah pada Senin (25/7/2022).

Tersangka yang lain juga terlihat ada yang tak bisa berjalan sehingga harus dibopong beberapa personel polisi untuk mengikuti acara yang dihadiri Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jendral Dudung Abdurrachman itu.

Lima tersangka tersebut ditangkap di lokasi yang berbeda. S alias Babi ditangkap oleh Unit Resmob Satreskrim Polrestabes Semarang di Sriwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak pada Kamis (21/7/2022) pukul 20.00 WIB.

Sementara, tersangka yang lain AS alias Gondrong ditangkap di Babat Kecamatan Kebon Agung, Kabupaten Demak Selasa (22/7/2022) pukul 13.00 WIB.

Ponco Aji Nugroho ditangkap di tanggal yang sama. Ponco tertangkap di Masjid Jalan Panggung Jatinom, Kabupaten Klaten pukul 15.00 WIB.

Untuk tersangka berinisial SP alias Sirun ditangkap di lokasi dan waktu yang sama saat Ponco tertangkap.

Tersangka yang terakhir, berinisial DS tertangkap di Gupak Warak, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen pada Selasa (22/7/2022) sekitar pukul 20.00 WIB.

Kelima tersangka mengaku disuruh Kopda Muslimin untuk melancarkan aksi penembakan tersebut. Selain itu, Kopda Muslimin juga sempat meminta agar istrinya disantet.

Kopda Muslimin ditemukan tewas

Kopda Muslimin ditemukan tewas di rumah orangtuanya di Gang Ademayem RT 002 RW 001 Kelurahan Trompo Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis (28/07/2022).

Diketahui Kopda Muslimin pulang ke rumah orangtuanya tersebut pada pukul 05.30 WIB. Dalang penembakan di Semarang itu juga sempat meminta maaf kepada orangtuanya.

Menurut Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi, Kopda Muslimin mengaku khilaf sehingga melakukan perbuatan yang tidak semestinya.

Orangtuanya pun meminta Kopda Muslimin untuk menyerahkan diri. Luthfi menambahkan, dari keterangan orangtuanya, usai meminta maaf Kopda Muslimin masuk kamar.

Namun sekitar pukul 07.00 WIB, Kopda Muslimin ditemukan tewas.

"Yang pertama mengetahui, Bapak Mustakim, ayah Kopda Muslimin. Ia meninggal di kamar," katanya, Kamis (28/7/2022).

Dia mengatakan ada beberapa barang bukti yang diamankan. Di antaranya bekas muntahan, dan alat komunikasi.

Luthfi mengatakan pihaknya masih melakukan olah TKP untuk mengetahui penyebab kematian Kopda Muslimin.

Selain itu juga akan dilakukan otopsi terhadap Kopda Muslimin.

"Kita kerja sama dengan penyidik Denpom," jelasnya.

Kesaksian istri Kopda Muslimin

Istri Kopda Muslimin, Rina Wulandari memberikan kesaksian dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Semarang.

Dalam persidangan tersebut dihadiri para terdakwa Sugiono alias Babi, Ponco Aji Nugroho, Supriyono alias Sirun, dan Agus Santoso alias Gondrong.

Semua terdakwa didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Istri Kopda Muslimin beberapa waktu yang lalu.

Aksi percobaan berencana itu membuat Rina Wulandari terpaksa dirawat berminggu-minggu di RSUP Kariadi karena mengalami luka tembak.

Saat persidangan, Rina menjelaskan soal pekerjaan yang dilakukan Kopda Muslimin selain menjadi prajurit TNI.

"Suami saya punya usaha kandangan dan usaha ternak murai batu," jelasnya dalam persidangan, Rabu (14/12/2022).

Untuk itu, kebutuhan keluarganya tak hanya bergantung pada gaji Kopda Muslimin sebagai prajurit TNI.

Dia mengaku, dalam satu bulan Kopda Muslimin dapat gaji sebesar Rp 4,5 juta dari kesatuan TNI.

"Ada penghasilan lain dari keluarga, tak hanya mengandalkan gaji Kopda Muslimin," ujarnya.

Menurutnya, usaha kandangan dan usaha ternak murai batu Kopda Muslimin cukup menjanjikan.

Sekali transaksi bisa mendapatkan keuntungan sekitar Rp 30 juta.

"Setiap kali transaksi bisa untung Rp 30 juta," tambahnya.

Selain aktif jual beli kandang dan ternak burung, berdasarkan keterangan Rina Wulandari Kopda Muslimin juga banyak terlibat dalam event burung.

"Bisa mendapatkan penghasilan dari situ juga," ujarnya.

Rina juga menepis soal kabar Kopda Muslimin menjadi bandar judi. Menurutnya, suaminya itu hanya suka judi namun tidak menjadi bandar.

"Bukan bandar judi," katanya kepada ketua majelis hakim, Yogi Arsono.

https://regional.kompas.com/read/2022/12/23/184709978/kaleidoskop-2022-skenario-kopda-muslimin-bayar-4-eksekutor-untuk-bunuh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke