PAGI nan sendu berselimutkan hujan sejak semalam masih menyisakan udara dingin menusuk tulang. Rupanya secangkir mocalate hangat bertemankan goreng pisang hasil kebun sendiri tidak terlalu membantu menghangatkan suasana.
Ternyata, yang tetap hangat hingga pagi ini, ialah headline pemberitaan terkait sang calon orang nomor 1 yang hendak bersafari ke Aceh, namun dihadiahi telur busuk dan kaus kaki busuk oleh orang tak dikenal.
Yang menarik dalam pemberitaan ini ialah diksi yang digunakan dalam pemberitaan. Mereka yang berkutat dalam studi pragmatik tentunya bak mendapat cendawan di musim hujan. Implikatur dan tindak tutur nama pisau bedahnya.
Implikatur itu sendiri merupakan maksud yang terkandung dalam ucapan yang biasanya tidak dinyatakan secara langsung. Implikatur ini muncul saat seseorang melakukan tindak tutur.
Hymes memberikan akronim SPEAKING untuk memahami apa yang ingin disampaikan seseorang saat bertutur. Ringkasnya, semua kata itu bermakna saat melekat pada konteksnya.
Berikut beberapa konteks yang menarik untuk dibedah terkait peristiwa telur busuk.
Pertama, Juru Bicara DPP Partai Demokrat mengeluarkan pernyataan bahwa pelemparan tersebut merupakan perbuatan memalukan (Tempo, 4/12/22).
Kedua, Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat menyatakan hal tersebut merupakan perbuatan pengecut dan tidak bertanggung jawab (detikNews, 4/12/22).
Ketiga, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem menganggap kalau itu pekerjaan orang yang tidak waras (Kompas.com, 4/12/22).
Ketiga sumber sama-sama menyikapi insiden telur busuk dan kaus kaki busuk. Ketiganya memberikan respons yang sama, yakni menyayangkan terjadinya peristiwa tersebut. Bedanya? Tentu saja ada!
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.