Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhardis
PNS

Saat ini bekerja sebagai periset di Pusat Riset Bahasa, Sastra, dan Komunitas, BRIN

Telur Busuk

Kompas.com - 05/12/2022, 07:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Lantas, siapa yang seharusnya malu? OTK? Namanya saja orang tak dikenal. Di sinilah perlu kejelian pembaca.

Mengapa diksi orang tak dikenal ini yang digunakan oleh Ketua DPW Partai NasDem Aceh? Apakah sang ketua bisa memastikan kalau si pelaku tidak dikenal olehnya maupun anggotanya?

Terus, apakah tertutup kemungkinan si pelaku adalah orang yang dikenal?

Sejatinya, kalimat dicukupkan pada kantor DPW NasDem dilempari telur busuk dan kaus kaki busuk. Titik. Jangan mengambil keputusan awal sebelum ada kepastian dari pihak berwajib terkait si pelempar, apakah orang yang dikenal atau tidak dikenal.

Kedua, pernyataan perbuatan pengecut dan tidak bertanggung jawab. Diksi pengecut tentu diarahkan pada si pelempar, bukan?

Sebetulnya, kata pengecut tidak cocok digunakan oleh Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat karena makna yang terkandung di dalamnya ialah ‘penakut’. Apakah mungkin seorang penakut berani melakukan perbuatan tersebut?

Paradoks. Si pelempar tentu tidak akan berani melempar jika dia tahu bahwa perbuatan tersebut akan berurusan dengan penegak hukum.

Pertanyaan lanjutan, jika sejatinya ia memang penakut, namun tetap berani mengeksekusinya, mengapa ia sampai berani? Di sini jelas bahwa ia bukanlah pengecut.

Ketiga, perbuatan orang tidak waras. Di pemberitaan lain, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem ini menggunakan diksi orang iseng (Tempo, 3/12/22).

Nah, secara kebahasaan, diksi ini masih berterima akal sehat. Waras memiliki makna ‘sehat jasmani dan rohani’, sedangkan iseng ‘perbuatan perintang waktu’. Sang Wakil Ketua Umum Partai Nasdem cukup pas dalam menggunakan diksi.

Seseorang yang waras tentunya dapat mengontrol perkataan dan perbuatan. Perbuatan melempar telur busuk dan kaus kaki busuk tidak mungkin dilakukan orang waras.

Ingat, waras atau tidaknya seseorang tidak dapat dilihat dari indikator kesehatan jasmani saja. Seseorang yang mengalami gangguan pemikiran, bisa saja bertubuh sehat bugar.

Pun, orang iseng, namanya saja iseng. Berkaitan dengan kewarasan, tidak mungkin orang waras iseng-iseng membuang telur busuk dan kaus kaki busuk sembarangan, terlebih ke kantor DPW Partai Nasdem.

Memang benar pepatah lama berkata, cerek berisi susu hanya akan mengeluarkan susu, tidak mungkin kopi atau teh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com