Mipi Ananta Kusuma, perwakilan dari ITB menyampaikan, sejauh ini sudah ada tiga shelter komunitas yang dibangun di tiga posko pengungsi, yakni Kadudampit, Benjot, dan Garogol.
Selain shelter komunitas, pihaknya juga mendirikan tenda-tenda keluarga di beberapa titik pengungsian, juga dari bahan bambu.
Shelter-shelter yang dibangun ini, dikemukakan Mipi, bisa difungsikan sebagai tempat ibadah, sentra layanan kesehatan dan sosial, termasuk tempat bermain anak.
“Kalau tidak difasilitasi, kebersamaan warga atau pengungsi khawatir tidak terwujud. Shelter ini bisa muat 50-70 orang. Ventilasi dan sirkuasi udara leluasa,” kata Mipi kepada Kompas.com, Kamis.
Baca juga: Korban Gempa Cianjur di Tenda Pengungsian Mulai Terjangkit Penyakit
Disebutkan, pembangunan shelter dan tenda dari bambu ini bukan kali pertama dikerjakan di lokasi bencana.
Sebelumnya, pihaknya juga mengerjakan hal serupa di lokasi bencana Lombok, Palu, Pasaman Barat, dan Lampung.
"Terkait di sini (gempa Cianjur), Andry Widyowijatnoko, selaku perancang tunnel dan shelter bambu ini tengah mengerjakan model huntara (hunian sementara) dan huntap (hunian tetap) dengan mempertimbangkan matrial lokal terutama bambu," terang Mipi.
"Nantinya kita berikan prototipe sebagai opsi (huntara, huntap) selain yang diberikan dari pihak PUPR,” imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.