KOMPAS.com - Sebanyak 6 pelajar SMK di Tapanuli Selatan melakukan penganiayaan terhadap seorang nenek saat bolos sekolah.
Video pelajar saat menendang nenek tersebut viral di media sosial hingga akhirnya polisi segera menangkap para pelaku.
"Mereka memukul ibu itu dengan sebatang kayu. Pelakunya sama dan korbannya juga sama," kata Kapolres Tapanuli Selatan AKBP Imam Zamroni, dilansir dari Tribunnmedan.com.
Keenam remaja berinisial IH, ZA, VH, AR, RM dan ASH, merupakan pelajar di salah satu sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kabupaten Tapanuli Selatan.
Ditanya polisi, apa alasan mereka tega melakukan perbuatan penganiayaan tersebut, jawabannya hanya iseng ketika melihat korban saat bolos sekolah.
"Dari hasil pemeriksaan sementara iseng. Sambil bolos sekolah di hari Sabtu itu, mereka iseng berhentilah mau beri rokok sama korban, lalu satu orang pelaku terlalu over sehingga menendang korban," jelas Imam.
Sebagai hukuman terhadap para pelaku, pihak kepolisian melakukan pemeriksaan dan pembinaan yang melibatkan Balai Pemasyarakatan agar adanya efek jera.
Baca juga: Kasus Nenek Dianiaya 6 Siswa SMK di Tapanuli Selatan, Diduga Sengaja Direkam dan Bukan Pertama Kali
"Jadi rencananya kami akan menyerahkan dulu kepada orang tua, tokoh masyarakat, kepala sekolah mereka, dan juga Dinas Pendidikan, untuk melaksanakan pembinaan karakter," katanya.
Psikolog Anak RS Charitas Palembang, Devi Delia, M.Psi mengatakan, perbautan remaja-remaja seperti kasus pelajar SMK di Tapanuli Selatan yang menganiaya nenek termasuk dalam kenakalan remaja.
Devi mengatakan, menurut Sudarsono (2012), kenalan bukan hanya merupakan perbuatan anak yang melawan hukum semata, namun juga termasuk di dalamnya perbuatan melanggar norma masyarakat.
"Artinya, kelakuan remaja seperti yang dilakukan pelajar SMK di Tapanuli Selatan itu termasuk ke dalam kenakalan remaja," ujarnya.
Lantas, mengapa anak atau remaja bisa tega melakukan perbuatan tidak terpuji tersebut?
Menurutnya, remaja biasanya melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang.
Baca juga: Pelajar SMK di Tapanuli Selatan Aniaya Nenek, Psikolog: Remaja Sering Berbuat Tanpa Berpikir Panjang
Remaja cenderung berbuat tanpa memikirkan efek dari perilakunya, terutama jika melakukan perbuatan yang melanggar norma.
Padahal, lanjut Devi, jika remaja memikirkan dampak atas perbuatannya terlebih dahulu, maka kejadian yang bisa memicu kemarahan publik dapat dihindarkan.