Soalnya, selama ini dirinya pun harus terus membayar cicilan yang uangnya tidak dibawa kabur.
"Saya berharap jumlah cicilan segera dikembalikan. Jangankan untung, malah jadi punya utang karena saya terus membayar cicilan. Jadi ini disebar ke teman-teman korban, ikut, ikut dan semakin banyak korban dengan modus itu," ujar dia.
Sementara itu, W pernah mengaku ke salah satu korban modus yang dilakukannya ini pernah dilakukan di Surabaya saat tinggal di Jawa Timur.
W pun diminta oleh temannya warga Surabaya itu untuk membuat dan merekrut admin-admin di Tasikmalaya dengan cara itu.
Sampai akhirnya para korban bermunculan di Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, dan telah melapor ke Kepolisian.
"Pernah ngobrol ke teman saya sama korban, W katanya pernah begini juga di Surabaua saat dia di sana dulu. Terus diminta buat admin dan modus sama di Tasikmalaya. Gitu katanya," ujar Bunga.
Sebelumnya, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Tasikmalaya, Jawa Barat, telah menerima laporan dari puluhan orang korban investasi bodong sejak Selasa (8/11/2022) sampai Kamis (10/11/2022).
Selama 3 hari jumlah pelapor tercatat sudah 50 orang dengan total kerugian beragam mulai Rp 8 juta, Rp 10 juta, Rp 20 juta sampai ada yang ratusan juta per orangnya.
"Sejak hari Selasa (8/11/2022) ada yang datang ke kami 30 sampai 50 orang mengadukan karena menjadi korban investasi. Kami masih dalami itu. Memang ada yang setoran 10 juta, 20 juta per orangnya beragam," jelas Kepala Satreskrim Polres Tasikmalaya AKP Ari Rinaldo di kantornya, Kamis sore.
Ari menambahkan, modus investasi bodong yang dilaporkan tersebut adalah upaya menghimpun dana dari para korban lewat aplikasi pinjaman online dengan dijanjikan keuntungan.
Para korban pun tak kunjung mendapatkan keuntungan seusai hasil pinjamannya dibaqa pelaku dan malah terus ditagih cicilan.
"Mereka pun sudah ada yang melapor sebagian ke Polsek Karangnunggal dan ke Polres. Kami pun meminta para korban untuk melengkapi bukti," tambah dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.