Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Sekadar Wisata, Balkondes "Gasblock" Borobudur Wujudkan Desa Energi Baik

Kompas.com - 07/11/2022, 15:58 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Sudah lebih dari empat bulan terakhir, Eni Sutrisnawati tak lagi khawatir kalau mendadak kehabisan gas elpiji saat memasak.

Warga Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, itu, telah beralih menggunakan energi gas bumi yang disalurkan dari Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Gasblock tidak jauh dari rumahnya.

Energi gas bumi itu disalurkan menggunakan instalasi pipa khusus. Menurut Eni, menggunakan gas bumi jauh lebih hemat dan aman. Perabot memasak miliknya juga lebih bersih.

Baca juga: Subholding Gas Pertamina Salurkan Gas Bumi ke WK Rokan

"Yang jelas sangat bermanfaat yaa, karena ibaratnya nggak perlu lari-lari cari gas (elpiji) kemana-mana, (karena) sudah ada buat masak, juga mencukupi untuk jangka waktu lama lebih irit dan murah," ungkap Eni, di Balkondes Gasblock Desa Karangrejo, Sabtu (5/11/2022).

Hal yang sama disampaikan Aslamiyah, warga desa setempat. Menurutnya, pemanfaatan gas alam untuk rumah tangga adalah inovasi yang menguntungkan masyarakat kecil. Dia bahkan bisa menghemat hingga sapuruh dari harga beli gas elpiji per bulan.

"Dengan adanya inovasi dari gas ini, menurut sayalebih gampang, lebih mudah dan gak cari kemana-mana. Menguntungkan masyarakat karena biayanya sebulan itu sekitar Rp 40.000, kalau pakai gas lainnya Rp 80.000," papar Aslamiyah.

Balkondes Gasblock dibangun oleh PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk, Subholding Gas Pertamina, sebagai bentuk komitmen mewujudkan Desa Karangrejo menjadi desa energi baik gas bumi yang ramah lingkungan. Gasblock kini menjadi ikon dari Balkondes Karangrejo, sekaligus mendukung destinasi super prioritas Candi Borobudur.

Kepala Desa Karangrejo, Muhammad Heli Rofikun mengutarakan, ada 205 Kepala Keluarga (KK) yang sudah merasakan manfaat menggunakan gas alam dari Gasblock. Mereka tersebar di Dusun Kretek II dan Dusun Bumen Jelapan, Desa Karangrejo.

Heli sendiri juga pelanggan gas alam untuk kebutuhan memasak keluarganya. Selain lebih hemat, pemakaian gas alam tidak merepotkan dan aman.

Baca juga: Jaga Kehandalan Infrastuktur Gas Bumi, Kerja Sama Sistem Pengamanan Diperkuat

"Sudah 205 KK di desa kami yang merasakan manfaat gas alam. Mereka tak perlu beli gas "melon" subsidi lagi, tinggal bayarnya setiap bulan. Harga jauh lebih murah ketimbang gas elpiji," ujar Heli.

Dia menyebutkan, sebelum itu, warga menghabiskan rata-rata 6-7 tabung gas elpiji 3 kilogram. Tapi kini warga cukup membayar sekitar Rp 50.000 per bulan. Pihaknya berharap ke depan, 900 KK di wilayahnya juga bisa dapat menikmati maanfaat gas alam tersebut.

Secara teknis, gas alam berbentuk padat dicairkan memakai alat khusus. Selanjutnya gas cair disalurkan memakai pipa sepanjang sekitar 3.900 meter ke rumah-rumah warga. Kata Heli, selama lebih dari empat bulan pemakaian belum ada kendala berarti.

Balkondes Gasblock yang dibangun PT. PGN Tbk di Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (5/11/2022)KOMPAS.COM/IKA FITRIANA Balkondes Gasblock yang dibangun PT. PGN Tbk di Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (5/11/2022)

"Istimewanya pakai gas alam ini, selain lebih murah juga lebih aman, perlu ganti setiap hari. Api yang dihasilkan biru, lebih bersih. Tidak khawatir kehabisan stok elpiji di pasaran," terang Heli.

Selain penggunaan untuk kebutuhan rumah tangga, pemanfaatan gas alam juga mendukung pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di desa yang berjarak sekitar 3 kilometer dari kompleks Candi Borobudur itu.

Heli menyebut ada sekitar 25 warga setempat yang memiliki usaha rumahan makanan tradisional khas Borobudur, seperti keripik singkong Jetkolet, rempeyek, dan sebagainya.

Baca juga: Catat Kinerja Positif Semester I-2022, PGN Bakal Fokus Utilisasi Gas Bumi di Masa Transisi Energi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Regional
3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asik Main Judi Online di Warung Kopi

3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asik Main Judi Online di Warung Kopi

Regional
Kronologi Suami di Demak Ajak Adik Bunuh Pria yang Lecehkan Istrinya

Kronologi Suami di Demak Ajak Adik Bunuh Pria yang Lecehkan Istrinya

Regional
Aceh Utara Terima 592 Formasi ASN pada 2024

Aceh Utara Terima 592 Formasi ASN pada 2024

Regional
Jalan Raya di Bandung Barat Tertimbun Longsor, Lalu Lintas Bandung-Purwakarta Tersendat

Jalan Raya di Bandung Barat Tertimbun Longsor, Lalu Lintas Bandung-Purwakarta Tersendat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

Regional
Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Regional
Seribuan Jumatik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Seribuan Jumatik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Regional
Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Regional
Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Regional
Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Regional
IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

Regional
Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Regional
Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com