Heli mengapresiasi PT PGN Tbk yang mendukung pemerintah dalam mempersiapkan transisi energi di masa depan. Mewujudkan energi baik gas bumi yang lebih terjangkau, dapat diandalkan dan berkelanjutan.
"Ke depan kami optimistis, kolaborasi ini dapat memberikan dampak kemajuan, baik secara ekonomi, lingkungan dan tentu wisata sekitar Candi Borobudur," imbuh Heli.
Gas alam juga digunakan untuk kebutuhan Balkondes, seperti untuk memasak dan pemanas air, serta menjadi destinasi wisata yang diminati wisatawan. Balkondes Gasblock yang dilengkapi kafe dan homestay itu juga menawarkan pemandangan pegunungan menoreh sehingga menambah daftar destinasi wisata Desa Karangrejo.
"Keberadaan Balkondes Gasblock mampu menyerap tenaga kerja, ada 30 warga kami yang bekerja di sini. Selain itu, tentu saja menambah tempat wisata. Di desa kami ada wisata Puntuk Setumbu, Gereja Ayam, Bukit Barede, dan Kebun Buah," papar Heli.
Sugianto Eko Cahyono, PT PGN Tbk. Area Head Semarang, mengungkapkan, PT PGN Tbk membangun Balkondes di Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, sebagai dari upaya mendukung pengembangan pariwisata di sekitar Candi Borobudur sejak tahun 2017.
Tidak jauh berbeda dengan Balkondes di 19 desa lainnya di Borobudur, Balkondes Karangrejo juga memiliki penginapan dan balai yang menarik wisatawan.
Baca juga: Lewat Pembangunan Jargas dan Sosialisasi, PGN Perluas Pemakaian Gas Bumi untuk Sektor Rumah Tangga
Hingga akhir tahun 2021, PT PGN Tbk mengembangkan Gasblock yang letaknya di kompleks Balkondes Karangrejo.
Gasblock dibangun lebih modern namun tanpa meninggalkan suasana asri persawahan dan latar pegunungan Menoreh. Di lokasi ini ditambah dengan space luas di tengah sawah untuk pertunjukan seni, musik, dan event-event masyarakat lainnya.
"Konsep kami menyatu dengan alam," ucap Sugianto.
Selanjutnya, PT PGN Tbk sebagai penyokong utama pembangunan Gasblock, maka produk berupa gas bumi juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitarnya. Saat ini ada 205 rumah tangga yang sudah menikmati gas bumi PT PGN Tbk tersebar di Dusun Kretek II dan Bumen Jelapan.
Dia menjelaskan, sumber gas bumi berasal dari Semarang berupa gas padat (kompres). Gas padat itu kemudian diproses memakai Pressure Reducing Station (PRS) yang ada di kompleks Balkondes Karangrejo. Gas bumi yang sudah siap pakai selanjutkan disalurkan menggunakan sambungan jaringan ke rumah-rumah warga.
Penggunaan gas bumi dari PT PGN Tbk untuk kebutuhan rumah tangga memberikan keuntungan yakni warga tidak repot lagi harus memasang tabung gas elpiji.
Baca juga: PGN Kenalkan Proyek Inisiatif Energi Gas Bumi pada Gastech Exhibition & Conference 2022
Selain itu, harga lebih hemat dengan harga berkisar Rp 4.500 - Rp 6.000 per meter kubik sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh BPH Migas. Pembayaran pun dimudahkan atau dapat dilakukan di berbagai gerai.
"Kami juga sediakan tim yang siap membantu 24 jam jika ada warga yang mengalami kesulitan. Tim sekaligus memberikan edukasi, bahwa menggunakan bahan bakar gas bumi lebih aman, praktis dan hemat," terang Sugianto.
Sebagai ikon baru, Gasblock memasang monumen Meter Regulating System (MRS) ukuran G.1600 yang biasanya digunakan untuk pelanggan industri dan bulk customer dengan diameter pipa 12 inch dan 16 inch.
Ke depan, penggunaan gas bumi akan dikembangkan sehingga lebih banyak lagi rumah tangga yang memperoleh manfaatnya sesuai dengan Program Gas Bumi Masuk Desa. Selain itu, PT PGN Tbk juga akan menyasar industri wisata di sekitar Candi Borobudur, seperti perhotelan dan restoran.
"Kami ingin penggunaan gas bumi memberikan dampak positif, komprehensif, multi efek, bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat, juga tentu pariwisata di sekitar Candi Borobudur sebagai destinasi super prioritas," imbuh Sugianto.
Sebagai informasi, produk gas bumi PT PGN Tbk biasanya digunakan untuk bahan bakar pada industri pupuk dan pembangkit listrik, termasuk industri kaca, kimia, keramik dan industri besar lainnya. Sedangkan untuk kebutuhan rumah tangga saat ini sudah tersebar di Kabupaten Magelang, Semarang, Blora, Surabaya dan Gresik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.