Salin Artikel

Tak Sekadar Wisata, Balkondes "Gasblock" Borobudur Wujudkan Desa Energi Baik

Warga Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, itu, telah beralih menggunakan energi gas bumi yang disalurkan dari Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Gasblock tidak jauh dari rumahnya.

Energi gas bumi itu disalurkan menggunakan instalasi pipa khusus. Menurut Eni, menggunakan gas bumi jauh lebih hemat dan aman. Perabot memasak miliknya juga lebih bersih.

"Yang jelas sangat bermanfaat yaa, karena ibaratnya nggak perlu lari-lari cari gas (elpiji) kemana-mana, (karena) sudah ada buat masak, juga mencukupi untuk jangka waktu lama lebih irit dan murah," ungkap Eni, di Balkondes Gasblock Desa Karangrejo, Sabtu (5/11/2022).

Hal yang sama disampaikan Aslamiyah, warga desa setempat. Menurutnya, pemanfaatan gas alam untuk rumah tangga adalah inovasi yang menguntungkan masyarakat kecil. Dia bahkan bisa menghemat hingga sapuruh dari harga beli gas elpiji per bulan.

"Dengan adanya inovasi dari gas ini, menurut sayalebih gampang, lebih mudah dan gak cari kemana-mana. Menguntungkan masyarakat karena biayanya sebulan itu sekitar Rp 40.000, kalau pakai gas lainnya Rp 80.000," papar Aslamiyah.

Balkondes Gasblock dibangun oleh PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk, Subholding Gas Pertamina, sebagai bentuk komitmen mewujudkan Desa Karangrejo menjadi desa energi baik gas bumi yang ramah lingkungan. Gasblock kini menjadi ikon dari Balkondes Karangrejo, sekaligus mendukung destinasi super prioritas Candi Borobudur.

Kepala Desa Karangrejo, Muhammad Heli Rofikun mengutarakan, ada 205 Kepala Keluarga (KK) yang sudah merasakan manfaat menggunakan gas alam dari Gasblock. Mereka tersebar di Dusun Kretek II dan Dusun Bumen Jelapan, Desa Karangrejo.

Heli sendiri juga pelanggan gas alam untuk kebutuhan memasak keluarganya. Selain lebih hemat, pemakaian gas alam tidak merepotkan dan aman.

"Sudah 205 KK di desa kami yang merasakan manfaat gas alam. Mereka tak perlu beli gas "melon" subsidi lagi, tinggal bayarnya setiap bulan. Harga jauh lebih murah ketimbang gas elpiji," ujar Heli.

Dia menyebutkan, sebelum itu, warga menghabiskan rata-rata 6-7 tabung gas elpiji 3 kilogram. Tapi kini warga cukup membayar sekitar Rp 50.000 per bulan. Pihaknya berharap ke depan, 900 KK di wilayahnya juga bisa dapat menikmati maanfaat gas alam tersebut.

Secara teknis, gas alam berbentuk padat dicairkan memakai alat khusus. Selanjutnya gas cair disalurkan memakai pipa sepanjang sekitar 3.900 meter ke rumah-rumah warga. Kata Heli, selama lebih dari empat bulan pemakaian belum ada kendala berarti.

"Istimewanya pakai gas alam ini, selain lebih murah juga lebih aman, perlu ganti setiap hari. Api yang dihasilkan biru, lebih bersih. Tidak khawatir kehabisan stok elpiji di pasaran," terang Heli.

Selain penggunaan untuk kebutuhan rumah tangga, pemanfaatan gas alam juga mendukung pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di desa yang berjarak sekitar 3 kilometer dari kompleks Candi Borobudur itu.

Heli menyebut ada sekitar 25 warga setempat yang memiliki usaha rumahan makanan tradisional khas Borobudur, seperti keripik singkong Jetkolet, rempeyek, dan sebagainya.

Heli mengapresiasi PT PGN Tbk yang mendukung pemerintah dalam mempersiapkan transisi energi di masa depan. Mewujudkan energi baik gas bumi yang lebih terjangkau, dapat diandalkan dan berkelanjutan.

"Ke depan kami optimistis, kolaborasi ini dapat memberikan dampak kemajuan, baik secara ekonomi, lingkungan dan tentu wisata sekitar Candi Borobudur," imbuh Heli.

Gas alam juga digunakan untuk kebutuhan Balkondes, seperti untuk memasak dan pemanas air, serta menjadi destinasi wisata yang diminati wisatawan. Balkondes Gasblock yang dilengkapi kafe dan homestay itu juga menawarkan pemandangan pegunungan menoreh sehingga menambah daftar destinasi wisata Desa Karangrejo.

"Keberadaan Balkondes Gasblock mampu menyerap tenaga kerja, ada 30 warga kami yang bekerja di sini. Selain itu, tentu saja menambah tempat wisata. Di desa kami ada wisata Puntuk Setumbu, Gereja Ayam, Bukit Barede, dan Kebun Buah," papar Heli.

Sugianto Eko Cahyono, PT PGN Tbk. Area Head Semarang, mengungkapkan, PT PGN Tbk membangun Balkondes di Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, sebagai dari upaya mendukung pengembangan pariwisata di sekitar Candi Borobudur sejak tahun 2017.

Tidak jauh berbeda dengan Balkondes di 19 desa lainnya di Borobudur, Balkondes Karangrejo juga memiliki penginapan dan balai yang menarik wisatawan.

Hingga akhir tahun 2021, PT PGN Tbk mengembangkan Gasblock yang letaknya di kompleks Balkondes Karangrejo.

Gasblock dibangun lebih modern namun tanpa meninggalkan suasana asri persawahan dan latar pegunungan Menoreh. Di lokasi ini ditambah dengan space luas di tengah sawah untuk pertunjukan seni, musik, dan event-event masyarakat lainnya.

"Konsep kami menyatu dengan alam," ucap Sugianto.

Selanjutnya, PT PGN Tbk sebagai penyokong utama pembangunan Gasblock, maka produk berupa gas bumi juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitarnya. Saat ini ada 205 rumah tangga yang sudah menikmati gas bumi PT PGN Tbk tersebar di Dusun Kretek II dan Bumen Jelapan.

Dia menjelaskan, sumber gas bumi berasal dari Semarang berupa gas padat (kompres). Gas padat itu kemudian diproses memakai Pressure Reducing Station (PRS) yang ada di kompleks Balkondes Karangrejo. Gas bumi yang sudah siap pakai selanjutkan disalurkan menggunakan sambungan jaringan ke rumah-rumah warga.

Penggunaan gas bumi dari PT PGN Tbk untuk kebutuhan rumah tangga memberikan keuntungan yakni warga tidak repot lagi harus memasang tabung gas elpiji.

Selain itu, harga lebih hemat dengan harga berkisar Rp 4.500 - Rp 6.000 per meter kubik sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh BPH Migas. Pembayaran pun dimudahkan atau dapat dilakukan di berbagai gerai.

"Kami juga sediakan tim yang siap membantu 24 jam jika ada warga yang mengalami kesulitan. Tim sekaligus memberikan edukasi, bahwa menggunakan bahan bakar gas bumi lebih aman, praktis dan hemat," terang Sugianto.

Sebagai ikon baru, Gasblock memasang monumen Meter Regulating System (MRS) ukuran G.1600 yang biasanya digunakan untuk pelanggan industri dan bulk customer dengan diameter pipa 12 inch dan 16 inch.

Ke depan, penggunaan gas bumi akan dikembangkan sehingga lebih banyak lagi rumah tangga yang memperoleh manfaatnya sesuai dengan Program Gas Bumi Masuk Desa. Selain itu, PT PGN Tbk juga akan menyasar industri wisata di sekitar Candi Borobudur, seperti perhotelan dan restoran.

"Kami ingin penggunaan gas bumi memberikan dampak positif, komprehensif, multi efek, bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat, juga tentu pariwisata di sekitar Candi Borobudur sebagai destinasi super prioritas," imbuh Sugianto.

Sebagai informasi, produk gas bumi PT PGN Tbk biasanya digunakan untuk bahan bakar pada industri pupuk dan pembangkit listrik, termasuk industri kaca, kimia, keramik dan industri besar lainnya. Sedangkan untuk kebutuhan rumah tangga saat ini sudah tersebar di Kabupaten Magelang, Semarang, Blora, Surabaya dan Gresik.

https://regional.kompas.com/read/2022/11/07/155806578/tak-sekadar-wisata-balkondes-gasblock-borobudur-wujudkan-desa-energi-baik

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke