Jo menegaskan, setelah kejadian pada tahun lalu tersebut, aparat kesulitan menyewa pesawat komersial untuk terbang ke Kiwirok.
Tetapi ia heran mengapa justru ada penerbangan ke Kampung Kukihil yang fasilitas lapangan terbangnya kurang bagus dibandingkan dengan yang ada di Kiwirok.
“Kenapa TNI/Polri meminta pesawat komersil masuk pihak maskapai enggan melayani karena alasan keamanan. Nah saya lihat sendiri mereka mendarat di Kampung Kukihil. Dari laporan anggota kami ini bukan pertama kali, tangga 17 Oktober lalu ada, bulan Juli ada dan bulan Mei juga ada. Berarti pesawat ini kerap medarat di Kukihil," tutur Jo.
Baca juga: Harapan Warga Kiwirok yang Setahun Tinggalkan Kampung Halaman karena Serangan KKB
Ia mengaku sudah sempat menanyakan hal tersebut kepada Bupati Pegunungan Bintang dan diketahui dari pemerintah daerah hanya satu kali menyewa pesawat untuk terbang ke Kampung Kukihil untuk mengirim obat-obatan.
"Lalu kami selidiki pesawat itu di-carter oleh masyarakat. Ada kejanggalan disini, kenapa pesawat komersil tidak berani masuk dan mendarat di bandara utama Kiwirok, di situ bandaranya bagus dan dijaga lengkap oleh personwl TNI-Polri. Sedangkan di Kukihil anggota kami tidak ada, tetapi pesawat komersil itu mendarat di sana,” kata dia.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Sulteng, Sultra, Maluku, Malut, Papua, dan Papua Barat 4 November 2022
Karenanya Jo menduga masuknya penerbangan ke Kampung Kukihil dikondisikan oleh oknum tertentu guna memasok bahan makanan untuk KKB pimpinan Lamek Taplo.
“Kami akan segera mengambil langkah tegas bersama Polri, nanti kita akan dalami siapa yang mengirim pesawat caravan itu ke sana. Ini kita lalukan untuk memutus mata rantai suplai logistik untuk kelompok KKB Lamek Taplo di Kwirok,” tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.