PANGKALPINANG, KOMPAS.com-Pandemi Covid-19 menyebabkan usaha Veni Bumbu di Pasar Pagi, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, sempat terpuruk.
Veni Bumbu sampai kehilangan omzet hingga 50 persen dan terpaksa merumahkan sebagian karyawannya.
"Kami terus bertahan meskipun omzet turun. Salah satunya dengan memaksimalkan penjualan secara online," kata Owner Veni Bumbu, Venny Andriani kepada Kompas.com, Jumat (4/11/2022).
Seiring diberlakukannya adaptasi kehidupan baru dan kelonggaran kegiatan masyarakat, usaha Veni Bumbu kembali menggeliat.
"Sekarang sudah ada 15 karyawan. Mulai dari pengolahan bahan hingga pengemasan," ujar Venny.
Rempah yang digunakan seperti laos, jahe, kunyit, cabe, dan aneka bumbu kering lainnya.
Sebagian besar rempah tersebut dipasok dari pedagang pasar lokal. Selain itu ada juga rempah kering yang didatangkan dari Jakarta.
Baca juga: Bisnis Jamu Buat Musisi Asal Magelang Bertahan di Tengah Pandemi
Rata-rata dalam sebulan, kebutuhan rempah Veni Bumbu mencapai 15 ton. Produk unggulannya berupa bumbu instan dan bumbu giling.
Penggunaan rempah lokal juga untuk membantu serapan hasil panen petani sekaligus menjaga kelestarian kuliner Tanah Air yang akan sulit digantikan dengan bahan makanan lain.
"Manfaatnya pembeli jadi lebih praktis," ungkap ibu empat anak itu.
Pemasaran yang didukung platform online membuat produk Veni Bumbu menjangkau konsumen hingga ke luar negeri.
Para pembeli antara lain berasal dari Malaysia, Singapura dan Amerika.
Bahkan pembeli luar negeri ikut mempromosikan produk Veni Bumbu di media sosial mereka.
Baca juga: Cerita UMKM Tasikmalaya Terjang Badai Pandemi Berkat Bisnis Online, bahkan Mampu Bangun Toko Mewah
Veni Bumbu juga bersinergi dalam pameran dan pembekalan usaha yang dilakukan pemerintah.
"Saat ini adalah lebih sering promosi, kita harus bisa bersaing harga dengan para kompetitor," ungkap Venny.
Pasar lokal, kata Veny, tetap menjadi prioritas usaha.
Untuk itu kerja sama dilakukan dengan berbagai rumah makan di Pangkalpinang. Selain itu pasar Veni Bumbu juga diperkuat dengan kerja sama retail modern Transmart.
Dari berbagai usaha itu, Veni Bumbu bisa meraup omzet hingga Rp 320 juta per bulan.
Baca juga: Pria di Lhokseumawe Tipu Ibu Rumah Tangga Rp 2,7 Miliar Ditangkap, Modus Investasi Bisnis Sawit
Minat untuk melakoni usaha bumbu rempah tidak lepas dari dorongan orangtua Veny.
"Keluarga besar banyak yang buka rumah makan, jadi saudara minta saya buka usaha penggilingan bumbu," kenang Venny.
Sebuah ruko di Pasar Besar Pangkalpinang menjadi saksi, Veny merintis usaha sejak 15 Januari 2012.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.