Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilu di Kapal Cantika 77...

Kompas.com - 26/10/2022, 09:40 WIB
Pythag Kurniati

Editor

 

Tanda tanya perbedaan jumlah penumpang

Dalam tragedi tersebut, ternyata terdapat temuan lain mengenai perbedaan jumlah manifes penumpang dan kru kapal Cantika Lestari 77.

Kepala Kantor SAR Kupang Putu Sudayana menyatakan, pihaknya menerima data jumlah penumpang dan kru kapal sebanyak 177 orang.

Namun ternyata yang dievakuasi oleh tim SAR ada 312 orang.

Baca juga: Diduga Cemburu, Pria di NTT Tega Aniaya Calon Istrinya

Artinya, ada perbedaan data jumlah penumpang dan kru di manifes dan lapangan sekitar dua kali lipat.

"Manifes yang kita terima 167 penumpang tambah 10 kru kapal, sehingga totalnya 177 orang. Namun setelah kami evakuasi, semua berjumlah 312 orang," kata Kepala Kantor SAR Kupang, Putu Sudayana di Kupang, Selasa (25/10/2022).

Para korban yang berhasil dievakuasi ditempatkan di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang.

Gubernur berang

Foto: Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat memberikan sambutan saat rapat kerja (Raker) Pemprov NTT dengan pemerintah daerah serta para kepala desa dan camat seluruh wilayah Kabupaten Ende di Lapangan Welamosa, Kecamatan Wewaria, Senin (12/9/2022).Dokumen Humas Pemprov NTT Foto: Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat memberikan sambutan saat rapat kerja (Raker) Pemprov NTT dengan pemerintah daerah serta para kepala desa dan camat seluruh wilayah Kabupaten Ende di Lapangan Welamosa, Kecamatan Wewaria, Senin (12/9/2022).

Menanggapi perbedaan data jumlah penumpang pada manifes dan lapangan, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat berang.

Dia meminta segera dilakukan investigasi terkait hal itu.

"Semua pihak yang mengizinkan kapal untuk berlayar baik dari segi kelayakan kapal, maupun lolosnya penumpang liar atau penumpang yang tidak masuk dalam manifes yang ikut dalam pelayaran itu, harus diperiksa," tegas Viktor.

Baca juga: Jenazah 3 Penumpang Kapal Cantika yang Baru Ditemukan Berhasil Diidentifikasi, Satu di Antaranya Balita

"Saya minta untuk ini dapat ditindak lebih lanjut, melakukan pemeriksaan kepada semua pihak karena untuk berlayar harus dapatkan izin layak berlayar, itu semua kan harus diperiksa," sambung politisi Partai Nasdem itu.

Dia menduga hal itu sengaja dilakuakan oleh pihak tertentu.

"Penumpang dua tiga kali lipat dari manifes. Karena itu mau menghindari pajak saja menjadi masalah, nanti dipanggil, diperiksa dan diproses sehingga ke depan tidak lagi terjadi seperti ini," tegas Viktor.

Daftar 16 korban yang telah teridentifikasi

Dari 17 korban jiwa, 16 di antaranya telah teridentifikasi. Ada satu korban balita berusia dua tahun bernama Juwita Obije. 

Berikut daftar nama 16 korban yang berhasil teridentifikasi:

1. Khusnul Fatmawati

2. Masbuh Baitua

3. Ros Sangaji

4. Gerson Bagailang

5. Suryani Kari

6. Maria Mudak

7. Iriany Bait

8. Muhammad Jawa

Baca juga: Sisa Bangkai Kapal Cantika yang Terbakar Ditemukan di Perairan Naikliu Kupang

9. Khalik A Tulimau

10. Sarimin Muslimin

11. Mincefina Karlau

12. Adelia Ndoko

13. Douglas Patnon

14. Imanuel Mouata

13. Asnat Sali

15. Juwita Obije.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere | Editor : Dheri Agriesta, Andi Hartik, Krisiandi, Pythag Kurniati), Pos Kupang

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com