TORAJA, KOMPAS.com – Warga Dusun Loka, Lembang Bau, Kecamatan Bonggakaradeng, Tana Toraja Sulawesi Selatan, terpaksa harus ditandu untuk dirawat di Puskesmas karena akses jalan yang tidak memadai.
Kepala Lembang Bau, Karman Loda mengatakan warganya bernama Paulus Langgeo (60) pada Kamis (20/10/2022) pagi jatuh dari pohon saat mencari kayu bakar.
“Pada Kamis (20/10/2022) pagi, sekitar jam 09.00 Wita, Paulus Langgeo ditemani saudaranya jatuh dari pohon. Sehingga saudaranya harus ke kampung meminta pertolongan warga untuk dibawa ke pulang lalu diteruskan dibawa ke Puskesmas,” kata Karman, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (25/10/2022).
Baca juga: Kisah Sedih Warga Ciamis, Rumah Baru Selesai Dibangun 6 Hari, Kini Luluh Lantak Terseret Longsor
Menurut Karman, perjalanan yang ditempuh saudaranya dari kebun ke kampung butuh waktu 3-4 jam jalan kaki melewati jalan mendaki dan menurun.
“Setelah menemui warga di kampung, ramai-ramailah warga ke kebun Paulus untuk mengambilnya guna dibawa pulang ke kampung, jadi warga kembali menempuh perjalanan sekitar 3 sampai 4 jam,” ucap Karman.
Dari kebun tempat Paulus jatuh, warga membawanya ke kampung dengan cara ditandu menggunakan kain sarung dan batang bambu.
“Sekitar pukul 13.00 Wita siang, Paulus ditandu menggunakan kain sarung dan batang bambu, karena kondisi jalan yang tidak memadai, dalam kondisi hujan,” ujar Karman.
Lanjut Karman, korban tiba di perkampungan sekitar pukul 18.00 Wita. Warga menunggu di jembatan untuk lanjut dibawa ke Puskesmas yang letaknya di ibu kota kecamatan.
“Setelah tiba di perkampungan, sekitar 2 jam menunggu mobil jenis hilux untuk dibawa ke Puskesmas, jadi waktu itu sekitar pukul 20.00 Wita korban baru dibawa ke Puskesmas dengan jarak 13 kilometer, dalam perjalanan menempuh waktu sekitar 3 jam, hanya pelan-pelan karena kondisi jalan yang masih jalan tanah, becek dan rusak karena musim hujan,” tutur Karman.
Karman menjelaskan jika kondisi tersebut sering dialami warga jika ada yang sakit dikarenakan pemukiman warga yang berada di seberang sungai.
"Sudah sering terjadi, karena memang di seberang sungai itu pemukiman warga, aksesnya tidak memadai. Sementara di sebelah sini ada jembatan mobil tertentu bisa sampai. itu pun aksesnya juga belum memadai," jelas Karman.
Baca juga: Kisah Siswa SD di Purwakarta Menyabung Nyawa Seberangi Sungai demi Bersekolah
Karman berharap, akses jalan dan jembatan di daerahnya bisa diperhatikan oleh pemerintah. Hal ini mengingat daerah tersebut merupakan akses yang menghubungkan tiga daerah kabupaten yakni Kabupaten Tana Toraja, Pinrang dan Enrekang.
“Harpan kami selaku masyarakat bukan hanya Lembang Bau, karena jalur kesana itu lewat Lembang Bau, terus ke seberang itu Bau Selatan yang bisa tembus ke Kabupaten Pinrang, Toraja dan Enrekang. Makanya warga kami disana kalau mau ke Pinrang lewat jalur bawa cukup 1 jam sampai di Pinrang, hanay saja kendalanya di jalan dan jembatan,” terang Karman.
“Yang jadi kendala utama adalah jalan dan jembatan. Yang jadi prioritas buat kami adalah jembatan di Leppajang karena diseberangnya itu ada permukiman, fasilitas umum, sekolah SD dan SMP, rumah ibadah yait gereja, nah kalau jadi jembatan disitu maka akses terbuka ke kampung terutama di Lembang Bau Selatan,” tambah Karman.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.