Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan Ponpes Bantah Santrinya Dianiaya: Hanya Ribut Biasa, Kerah Bajunya Ditarik

Kompas.com - 24/10/2022, 17:49 WIB
Aji YK Putra,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANYUASIN, KOMPAS.com - Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Izzatuna Banyuasin membantah telah terjadi keributan antarsantri hingga menyebabkan MF (12) dianiaya sampai menjalani perawatan di rumah sakit.

Menurut Ketua Yayasan Izzatuna, Muhammad Kosasi, keributan antara MF dan NA (17) selaku kakak kelasnya itu berlangsung pada Minggu (7/8/2022). Namun, ketika itu NA hanya mencengkram kerah baju korban.

“NA membantah memukul MF, hanya sebatas mencengkram baju MF saja dan keributan itu sudah dimusyawarahkan. NA juga sudah kita berikan teguran,” kata Kosasi saat memberikan keterangan pers, Senin (24/10/2022).

Baca juga: Ridwan Kamil Sebut LRT Palembang Sepi Penumpang, KAI Ungkap Fakta Sebaliknya

Kosasi menjelaskan, pada Selasa (18/10/2022), MF meminta izin pulang dijemput orangtuanya dengan alasan sakit.

Kemudian, pihak keluarga dari korban pun menghubungi wali asrama menanyakan kondisi MF yang mengalami sakit perut dan muntah-muntah.

“Wali asrama lalu menjelaskan bahwa tidak ada keributan apapun saat MF pulang. Namun memang ada pertengkaran pada 7 Agustus lalu dan sudah diselesaikan pihak pondok,” ujarnya.

Selanjutnya, pada Kamis (20/10/2022), pihak Pondok bersama NA berkunjung ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang untuk membesuk korban.

Dalam pertemuan itu, keluarga menyambut baik dan terjadi perdamaian antara kedua belah pihak.

Baca juga: Santri di Sumsel Babak Belur Dianiaya Seniornya, Ponpes Minta Korban Tak Beri Tahu Siapa Pun

Namun, pihak pondok terkejut mendapatkan kabar pihak keluarga NA bermaksud hendak melanjutkan kejadian itu ke ranah hukum.

“Padahal saat mediasi berlangsung pihak keluarga sudah memaafkan dan permasalahan ini kami kira sudah selesai,” beber dia.

Sementara itu, Novel Suwa, kuasa hukum dari NA juga membantah bahwa kliennya telah melakukan pemukulan terhadap MF.

“Hanya keributan biasa persoalan kain, sehingga terjadilah perkelahian. Tapi kejadiannya sudah 7 Agustus, baru sekarang diramaikan,” ungkapnya.

Novel pun mengaku, sebetulnya kasus itu telah diselesaikan secara kekeluargaan antara pelaku dan korban. 

“Dia hanya menarik kerah baju, kejadian pemukulan 7 Agustus baru viral sekarang logika saja,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, MF (12), seorang santri di salah satu pondok pesantren di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, harus dirawat di rumah sakit karena dianiaya seniornya.

MF saat ini menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang lantaran mengalami luka memar di sejumlah bagian tubuh.

Ermawati (49), ibu kandung korban mengatakan, awalnya MF menelepon ke rumah dan meminta dijemput di pondok pesantren karena mengaku sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Regional
BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

Regional
Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Regional
2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

Regional
Aniaya 2 'Debt Collector', Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Aniaya 2 "Debt Collector", Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Regional
Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Regional
Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Regional
Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Regional
Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Regional
Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Regional
Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Regional
Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif DBD hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif DBD hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Regional
Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Regional
3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asyik Main Judi 'Online' di Warung Kopi

3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asyik Main Judi "Online" di Warung Kopi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com