UNGARAN, KOMPAS.com - Dalam seminggu, harga cabai di tingkatan petani mengalami penurunan drastis. Minggu lalu, harga cabai keriting mencapai Rp 42.000 per kilogram. Namun, saat ini hanya kisaran Rp 17.000.
Seorang petani asal Dusun Kasiran, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Alif Subroto mengatakan salah satu sebab anjloknya cabai karena faktor daya beli.
"Memang kondisi saat ini seperti itu, daya beli itu karena barang hanya berkutat di sekitar lokal saja. Mau jual di luar daerah cuaca tidak mendukung, termasuk gelombang laut yang tinggi," ujarnya dalam acara Expo Cabai, Rabu (19/10/2022).
Alif mengungkapkan, faktor cuaca juga menentukan harga cabai.
"Harusnya menurut perhitungan saat ini musim kemarau. Tapi sudah 15 hari ini hujan terus. Cabai jadi rentan busuk dan terkena penyakit," ungkapnya.
Dengan kondisi cuaca yang terus hujan, sangat sulit untuk meningkatkan produktivitas hasil panen cabai.
"Intensitas penggunaan obat agar tanaman cabai juga otomatis meningkat, karena kalau tidak begitu, pasti cepat busuk," kata Alif.
Menurutnya, dari masa tanam hjngga panen, dibutuhkan waktu sekira empat bulan.
"Kalau produktivitas bagus, bisa petik hingga 30 kali lebih. Tapi saat ini baru sekitar 15 kali petik," ujarnya.
Sementara petani cabai yang lain, Sukardi mengungkapkan dengan harga Rp 17.000, petani dikatakan hanya balik modal.
"Itu juga tidak maksimal, kalau kondisi normal harga kisaran Rp 25.000," jelasnya.
Agar tak menuai kerugian besar, beberapa petani bahkan harus panen lebih awal.
"Itu salah satu solusi untuk menekan biaya produksi, kalau mengandalkan obat terus, pengeluaran bisa banyak," kata Sukardi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.