Prosesi ritual diawali dengan menyembeq. Inan Meniq menandai dahi warga yang menyerahkan hasil bumi menggunakan sirih dan campuran kapur.
Renadi juga menjelaskan bahwa pada tanggal 11 sebelum upacara adat, ada ritual menutu, atau mempersiapkan bahan pangan mentah untuk dijadikan bahan setengah jadi, yang kemudian akan dimasak pada hari puncak perayaan Maulid Adat pada tanggal 12.
“Ini ada prosesi menutu, dimana para wanita maupun pria, akan akan menumbuk padi bulu hingga akan menjadi beras,” kata Renadi.
Ampas atau dedak dari padi yang telah ditumbuk bakal dibuang ke sungai dengan harapan para ikan dan makhluk air dapat juga menikmati hasil bumi.
“Ini sebenarnya bentuk kita menghargai alam, bagaimana kita memanusiakan alam, dedak itu nanti akan dibuang ke sungai, ikan-ikan akan memakannya, jadi bukan kita manusia yang dapat makan, tapi semua makhluk hidup di bumi juga berhak,” kata Renadi.
Baca juga: Soal Joki Cilik Jatuh dari Kuda Miliknya, Ini Kata Gubernur NTB
Sementara untuk hewan ternak seperti kambing, ayam akan ditempatkan di pekarangan dan diberi pakan sebelum disembelih.
Sepanjang prosesi, para perempuan dewasa akan mengenakan pakaian adat dengan selendang kemben dan ikat kepala berbentuk segitiga. Sementara para lelaki akan mengenakan sarung.
Selain menumbuk padi, ada prosesi pemasangan umbul-umbul di masjid kuno Bayan pada malam hari.
Di mana akan ada empat umbul-umbul yang terpasang di setiap sudut tiang masjid.
Adapun keempat umbul-umbul tersebut mewakili empat wilayah Karang Bajo yang dipimpin oleh pemangku adat dalam setiap wilayah.
“Kemudian ada prosesi pemasangan umbul-umbul, ini sebagai simbol, bahwa masyarakat yang tersebar dari segala penjuru sudah bersepakat melaukan Maulid Adat. Nanti lengkungan bambu yang digunakan umbul akan bertemu dalam satu arah,” kata Renadi.
Setelah memasang umbul-umbul, para warga kemudian mengadakan Presean untuk mengadu ketangkasan. Presean biasanya digelar pukul 22.00-00.00 Wita.
Usai Presean, warga akan kembali ke rumah masing-masing dan keesokan harinya mereka akan mengikuti prosesi ritual Maulid Adat di Masjid Kuno Bayan.
Warga akan memasak dan makan bersama dengan bahan yang hasil bumi yang telah dikumpulkan.
Baca juga: Gelaran Porprov Paralayang Diselenggarakan di Sky Lancing Lombok Tengah
Ritual Adat Besoq Meniq atau cuci beras merupakan salah satu rangkaian ritual dalam prosesi perayaan Maulid Adat pada hari kedua.
Sekitar 20 perempuan memikul beras di atas kepalanya dengan menggunakan wadah lonsek atau bakul besar.
Para perempuan tersebut mengenakan pakaian Sasak Bayan Lombok dengan menggunakan kemben dan kain bawahan.
Sejumlah wanita itu kemudian berjalan berbaris menuju sungai untuk mencuci beras sekitar 600 meter dari Kampu yang merupakan rumah tokoh adat perempuan yang disebut Inan Meniq.
Baca juga: Poltekpar Lombok Buka 2 Jurusan Baru untuk Tunjang Agenda Pariwisata NTB