Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Aremanita Blora Soal Tragedi Kanjuruhan Malang: Banyak yang Tergeletak di Tangga

Kompas.com - 06/10/2022, 10:44 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Khairina

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang yang menelan korban ratusan jiwa itu tentu saja tidak bisa dilupakan oleh Dewi Nurhayati, seorang aremanita asal Blora yang ikut menyaksikan langsung peristiwa yang terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu.

Dewi yang saat itu berada di tribun 3 Stadion Kanjuruhan menyaksikan langsung pintu tiga masih tertutup rapat saat pertandingan Arema vs Persebaya selesai dihelat.

Dirinya tak berani turun untuk berdesak-desakan keluar setelah terjadi penembakan gas air mata oleh petugas pengamanan.

Baca juga: Pintu Stadion Kanjuruhan Tak Segera Dibuka, Panpel Arema FC Sebut Takut Diserbu Suporter dari Luar

Ia yang masih berstatus sebagai mahasiswa itu merasa beruntung karena tribun tiga yang ditempatinya tidak begitu banyak tembakan gas air mata yang dilakukan oleh petugas pengamanan, seperti yang terjadi di tribun 13.

Saat terjadi penembakan gas air mata tersebut, ia dan beberapa kawannya sebenarnya ingin keluar dari stadion, namun pintu gerbang masih tertutup, belum dibuka oleh petugas.

"Biasanya kalau pertandingan selesai pintu dibuka, saat itu masih tertutup," ujar Dewi saat ditemui wartawan di Kantor Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Rabu (5/10/2022).

Baca juga: Jenguk Korban, Pangdam Pastikan Oknum TNI Penendang Suporter Arema Diproses Internal

Selama berada di dalam stadion, Dewi juga merasakan perih pada matanya dan sedikit merasakan sesak napas pada hidungnya karena adanya gas air mata yang ditembakkan oleh petugas keamanan.

"Di tribun 3 juga ada tembakan (gas air mata) tapi tidak seperti di tribun 13, rasanya perih di mata," jelas dia.

Sekitar pukul 22.30 WIB pintu sudah mulai dibuka, ia dan teman-temannya memberanikan diri untuk keluar, namun yang dilihatnya banyak suporter yang tergeletak di tangga.

"Saya lihat di depan mata saya sendiri saat mau keluar di pintu 3, ada cukup banyak yang tergeletak, ada anak kecil, perempuan saya tidak tahu itu pingsan atau bagaimana kondisinya, saya berjalan keluar sambil nangis dan sedih," kata Dewi mengenang peristiwa tersebut.

Setelah berhasil melewati pintu keluar, perempuan kelahiran Kecamatan Kedungtuban tersebut mengaku tidak berani memberikan pertolongan.

Sebab, kondisi saat itu yang membuatnya tidak berdaya untuk memberikan pertolongan, yang ada di benaknya bagaimana dirinya bisa selamat.

"Enggak berani menolong, saat itu yang ada di pikiran saya bagaimana saya menyelamatkan diri, karena saat itu di luar juga masih terdengar suara tembakan," ucap dia.

Saat sudah di luar stadion, ia melihat masih ada tembakan gas air mata, ia kemudian berlari untuk menyelamatkan diri.

Hingga sekitar jam 02.00 WIB pagi dirinya dan beberapa temannya baru bisa berkumpul di mobil Elf dan kembali ke Cepu, Blora dengan kondisi selamat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com