Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencinta Sepak Bola di Kendari Gelar Doa Bersama, Tonton Video Detik-detik Tragedi Kanjuruhan Malang, dan Bakar Lilin

Kompas.com - 05/10/2022, 08:10 WIB
Kiki Andi Pati,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KENDARI, KOMPAS.com – Ratusan orang dari berbagai suporter klub bola Tanah Air di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, menggelar doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10/2022).

Komunitas pencinta bola bersama Polresta Kendari berkumpul di pelataran Tugu Religi MTQ Kota Kendari, Jalan Made Sabara, Kelurahan Sorumba, Kecamatan Mandonga, Selasa (4/10/2022) malam.

Sebelum doa bersama dilaksanakan, panitia memutar video kejadian tragedi Kanjuruhan lewat layar. Para suporter dari Persebaya, Aremania, PSM, Bobotoh, Persija, Bhayangkara FC duduk bersila sambil membakar lilin di depan mereka.

Baca juga: Aliansi Suporter PSM di Parepare Nyalakan Blitz Hape Bertuliskan Arema sebagai Bentuk Belasungkawa

Salah satu perwakilan suporter Persebaya di Kendari, Hari Purwanto mengajak semua pihak agar menghilangkan rivalitas, dan membangun rasa empati atas tragedi tersebut.

Menurut Hari, untuk sementara rivalitas Persebaya dan Arema ditanggalkan dulu, ada peristiwa kemanusiaan di sana, ada 33 anak yang meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan dan mereka punya mimpi besar.

"Semoga ini peristiwa yang terakhir karena sepak bola juga itu tidak bisa dihentikan. Sepak bola itu suatu industri, di dalam industri itu ada ekosistem, ada yang jual minuman, makanan, hotel, ada tiket, ada baju Jersey," terang Hari.

Untuk itu, ia berharap agar tragedi Kanjuruhan Malang menjadi peristiwa terakhir di dunia persepakbolaan Indonesia.

Di tempat yang sama, Koordinator Wilayah (Korwil) Inter Club Indonesia Regional Kendari, Ari Tamtama juga mengapresiasi kegiatan doa bersama ini dan mengharapkan tragedi ini menjadi bahan evaluasi untuk persepakbolaan di Tanah Air agar lebih baik.

“Jadi kegiatan pada malam hari ini diinisiasi oleh kita semua sebagai pencinta sepak bola di Sultra, kita hadir di tempat ini bersama seluruh elemen pencinta sepak bola. Kita turut mendoakan saudara-saudara kita yang menjadi korban tragedi di Kanjuruhan,

Baca juga: Hasil investigasi Komdis PSSI dan Hukuman bagi Arema FC Buntut Tragedi Kanjuruhan

"Tragedi ini sangat kita sesalkan sekali, dan kita berharap ini tidak terjadi lagi dan ini yang terakhir di Indonesia. Kita juga berdoa semoga para korban diampuni salah dan keluarga korban diberi ketabahan,” harapnya.

Ari menjelaskan tragedi Kanjuruhan harus menjadi bahan evaluasi juga bagi komunitas sepak bola di Sultra, dan semoga lebih baik ke depannya, tidak ada lagi kekerasan di sepak bola karena sesungguhnya sepak bola itu indah. Jadi tidak elok rasanya, jika ada kekerasan.

“Jadi pada malam hari ini kita berdoa bersama, semoga ini bisa menjadi semangat bagi keluarga yang telah ditinggalkan para saudara-saudara kita di Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur," ujarnya.

Baca juga: Ketua Panpel Arema FC Disanksi Seumur Hidup Usai Tragedi Kanjuruhan, Komdis PSSI: Pintu yang Seharusnya Terbuka Malah Tertutup

Kapolresta Kendari, Kombes Pol Muhammad Eka Fathurrahman selaku ketua panitia, mengungkapkan bahwa pihaknya menginisiasi doa bersama sebagai bentuk empati atas tragedi yang menimpa suporter Aremania usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Lapangan Kanjuruhan Kabupaten Malang.

"Kami mendoakan pertama kepada korban yang meninggal semoga diampuni segala dosanya, diterima segala amal ibadahnya dilapangkan kuburnya dan diterima oleh Yang Maha Kuasa," ujar dia.

Untuk korban yang masih ada di rumah sakit, Kombes Eka mendoakan agar lekas sembuh dan keluarga yang ditinggalkan bisa diberikan ketabahan dan keikhlasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com