Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Daluang, Kertas Tradisional Indonesia dan Proses Pembuatannya

Kompas.com - 26/09/2022, 17:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Daluang, kertas asli Indonesia, telah digunakan sejak abad ke-9.

Kertas yang dibuat dari kulit pohon mulberry ini juga bisa dipakai untuk menulis, sama dengan fungsi kertas yang sering kita gunakan saat ini.

Dilansir dari situs Bobo.grid.id yang terbit pada 2 November 2018, dalam naskah kuno Kakawin Ramayana pada abad ke-9, dijelaskan bahwa bahan daluang digunakan sebagai bahan pakaian untuk "pandita".

Baca juga: Apa Itu Rebo Wekasan? Mengenal Berbagai Tradisi Tiap Rabu Terakhir di Bulan Safar

Pandita merupakan sebutan bagi orang yang bijaksana saat itu.

Lalu, seiring waktu, tepatnya pada abad ke-18, daluang dipakai juga sebagai kertas suci, sampai jadi mahkota penutup kepala yang disebut ketu.

Di sisi lain, dari artikel Kompas.com pada Maret 2015, ahli Filologi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Tedi Permadi, menjelaskan, daluang memiliki peran penting dalam masyarakat Indonesia.

Baca juga: Cerita Listra Temukan Seribu Lembar Uang Kertas Kuno di Rumah Kontrakan Kakek, Ada Rp 1 hingga 50 Sen

Daluang, katanya, digunakan sebagai media naskah kuno dan wayang beber. Lalu daluang yang tipis juga digunakan untuk pakaian pendeta, kopiah, serta karton.

Bahkan, bagi umat Hindu daluang dpakai sebagai kertas suci yang digunakan sebagai ketitir dalam pelebon atau ngaben, sebagai kethu (mahkota penutup kepala untuk upacara keagamaan), tika (kalender hindu Bali) dan lainnya.

“Daluang memiliki banyak keutamaan. Berdasarkan penelitian teranyar, sebagai media tulis, serat kayu daluang yang tergolong dalam pohon paper mulberry adalah serat paling bagus. Bahkan restorasi dan pengarsipan di dunia, menggunakan serat murni ini karena bebas asam sehingga kuat hingga berabad-abad,” ujar Tedi kepada Kompas.com, Rabu (18/3/2015).

Halaman:


Terkini Lainnya

TNI Pergoki Penyelundup Pakaian Rombengan Impor di Pulau Sebatik, 4 Pelaku Kabur ke Malaysia

TNI Pergoki Penyelundup Pakaian Rombengan Impor di Pulau Sebatik, 4 Pelaku Kabur ke Malaysia

Regional
Nakhoda Kapal Pembawa Pengungsi Rohingya ke Aceh Dituntut 7 Tahun Penjara

Nakhoda Kapal Pembawa Pengungsi Rohingya ke Aceh Dituntut 7 Tahun Penjara

Regional
Pesisir Selatan Sumbar Dilanda Banjir, 1 Jembatan Ambruk dan Ratusan Rumah Terendam

Pesisir Selatan Sumbar Dilanda Banjir, 1 Jembatan Ambruk dan Ratusan Rumah Terendam

Regional
Diguyur Hujan Deras, 1.695 Rumah di OKU Terendam Banjir

Diguyur Hujan Deras, 1.695 Rumah di OKU Terendam Banjir

Regional
Cerita Ibu yang Anaknya Muntah-muntah Diduga Keracunan Bubur Pemberian DPPKB

Cerita Ibu yang Anaknya Muntah-muntah Diduga Keracunan Bubur Pemberian DPPKB

Regional
'Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya'

"Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya"

Regional
 Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Regional
Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Regional
Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Regional
Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Regional
Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Regional
Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Regional
Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Regional
20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

Regional
Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com