KOMPAS.com - Ibu santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), Soimah, mengenang ucapan anaknya, AM (17).
Seperti diketahui, AM meninggal diduga akibat dianiaya seniornya.
Sewaktu AM pulang ke rumah di Palembang, Sumatera Selatan, dia sempat mengutarakan niat untuk mengubah sistem pendidikan di dalam pondok pesantren.
Berita lainnya, Rismayanti (37), warga penerima manfaat bantuan sosial (bansos) di Kelurahan Surutanga, Kecamatan Wara Timur, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, mengeluhkan tak mendapat bantuan langsung tunai (BLT) BBM.
Padahal, terangnya, namanya terdafar di situs cekbansos.kemensos.go.id.
Namun, dia tidak menerima undangan atau panggilan untuk mencairkan BLT BBM.
Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada Minggu (11/9/2022).
AM, santri Gontor yang tewas diduga dianiaya senior, pernah menyampaikan niat untuk mengubah sistem pendidikan di dalam pondok pesantren.
Niat itu ia ucapkan kepada ibunya, Soimah, sewaktu keduanya mengobrol di rumah.
“Sebelum anak saya meninggal almarhum selalu berceloteh kepada saya, ingin memperbaiki sistem ponpes," ujarnya, Sabtu (10/9/2022).
Akan tetapi, kala itu Soimah tak terlalu menanggapi maksud perkataan putra sulungnya tersebut.
"Rupanya dengan meninggalnya almarhum, baru saya bisa mengerti maksud celotehan tersebut adalah untuk memperbaiki sistem agar tidak terjadi tindakan kekerasan di lembaga pendidikan mana pun dan pengalihan pengasuhan, pengawasan kepada senioritas,” ucapnya.
Baca selengkapnya: Ucapan Santri Gontor Sebelum Tewas pada Sang Ibu, Sebut Ingin Perbaiki Sistem di Ponpes
Rismayanti kecewa. Meski namanya terdaftar di situ cekbansos.kemensos.go.id, tetapi dirinya tak mendapat panggilan atau undangan untuk mencairkan BLT BBM.
“Di dalam link Kemensos ada nama saya untuk daftar bantuan BBM, tapi surat panggilan untuk pencairan di Kantor Pos tidak ada,” ungkapnya, Minggu.
Dia mengatakan, selama ini dirinya selalu menerima bansos, salah satunya sembako.
“Bulan Agustus kemarin saya masih terima Bansos dari Kemensos, tapi kenapa saat ada subsidi untuk warga karena harga BBM naik saya tidak dapat, untuk itu saya hanya minta pihak pemerintah untuk menjelaskan hal ini,” tuturnya.
Terkait hal itu, Sub Koordinator Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kota Palopo Hidayat Ilyas menuturkan, pihaknya akan mengecek basis data dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang dimiliki Dinsos se-Indonesia terlebih dahulu.
Baca selengkapnya: Rismayanti Kecewa, Namanya Tercantum Penerima Bansos di Link Kemensos tetapi Tak Dapat BLT BBM
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.