Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyamar Jadi Guru Spiritual melalui Medsos, AF Kuras Uang Korban hingga Rp 38 Juta

Kompas.com - 07/09/2022, 18:57 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Tersangka kekerasan seksual AF (29) warga Mandau, Bengkalis, Riau menyamar sebagai guru spiritual untuk menguras uang korban.

Dalam hal ini, yang menjadi korban adalah IM (38) warga Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

Melalui penyamaran tersebut, tersangka berhasil mendapatkan uang Rp 38 juta dari korban yang digunakan untuk berfoya-foya bersama perempuan di tempat hiburan.

Baca juga: Percaya Guru Spiritual Palsu soal Aura Gelap, Ibu di Pekalongan Nekat Bersetubuh dengan Anak Kandungnya

Direskrimum Polda Jateng Kombes Djuhandani Rahardjo Puro mengatakan, sebelum memeras uang korban, tersangka meminta IM untuk membuat video.

"Video tersebut berupa rekaman korban memotong puting dan melukai bagian intim korban," jelasnya kepada awak media di Mapolda Jateng, Rabu (7/9/2022).

Selain itu, tersangka juga meminta agar korban melakukan hubungan seksual dengan anaknya yang masih berusia berusia 13 tahun dan 7 tahun.

"Jika tidak melakukan yang diinginkan, tersangka mengancam akan menyebar video rekaman tersebut ke media sosial," ungkapnya.

Pertama kenal tersangka


Kejadian bermula pada bulan Februari 2022 ketika korban bergabung dengan sebuah grup Facebook bernama 'TERAWANG DAN ARTI MIMPI'.

"Di grup tersebut korban mendapatkan pesan dari seseorang pemilik akun," ujarnya.

Baca juga: Mengaku Guru Spiritual, Afrizal Suruh Korbannya Bersetubuh dengan Anak Kandung

Pemilik akun Facebook tersebut bernama Fitira yang menyebut aura korban gelap dan mengarahkannya untuk menghubungi pelaku.

"Arahan tersebut dipenuhi korban dan selanjutnya menghubungi tersangka untuk
berkonsultasi," ungkapnya.

Saat dihubungi korban, AF yang mengaku orang pintar atau guru spiritual itu memperkenalkan dirinya dengan nama Ibu Sri (nama samaran pelaku).

"Tersangka mengaku bisa mengobati dan membuka aura hitam korban," imbuhnya.

Namun, untuk membuka aura itu, korban harus melakukan beberapa ritual yang harus dilakukan oleh korban dan semua ritual itu harus divideokan.

"Setelah direkam video tersebut kemudian dikirim ke pelaku yang digunakan untuk memeras korban," paparnya.

Saat itu, tersangka menyebut bahwa aura korban dan anaknya berwarna hitam. Alasan tersebut digunakan tersangka untuk menjalankan aksinya.

"Tersangka sempat akan melarikan diri tapi berhasil ditangkap di Terminal Pekalongan dan pekerjaan tersangka sebenarnya adalah pedagang," tambahnya.

Atas perbuatannya, AF dijerat dengan Pasal 15 ayat 1 uu RI Nomor 15 tahun 2022 subsider pasal 6 UU RI Nomor 12 tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.

Selain itu, AF juga dijerat dengan Pasal 29 UU RI Nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan UU RI 11 tahun 2008 tentang ITE dengan ancaman hukuman maksimal penjara paling lama 16 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com