Ia menyebut, dalam sehari, untuk operasional mengantarkan penumpang trayek dari Terminal Hamid Rusdi, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang ke Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, menghabiskan BBM jenis solar tidak kurang dari 30 liter per hari.
"Artinya, jika perhitungan harga solar masih Rp 5.150 per liter, maka butuh uang sekitar 154.500 per 30 liter," ujar dia.
Padahal, pendapatan sehari-harinya dari layanan transportasi umum itu, ia hanya mendapatkan keuntungan rata-rata sekitar Rp 200.000 per hari.
"Jadi kalau sudah dipotong BBM, makan, dan setor ke perusahaan, kami kadang hanya membawa pulang Rp 20.000 per hari. Eh, ternyata malah harga BBM sekarang dinaikkan lagi. Makan apa kita sama keluarga," keluh dia.
Baca juga: 2 Penimbun Solar Bersubsidi di Lampung Selatan Ditangkap, Gunakan Tangki Modifikasi Saat ke SPBU
Dia mengaku sedih dengan kebijakan BBM yang dinaikkan oleh pemerintah saat ini.
"Kalau kami berharapnya, BBM diturunkan kembali seperti sebelumnya (5.150 per liter)," tutur dia.
Ditanya terkait Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diwacanakan pemerintah, ia berharap juga bisa mendapatkan.
"Kami belum tahu adanya wacana itu (BLT). Tapi, kalau ada, saya juga ingin punya kesempatan mendapatkan juga. Selama ini saya belum pernah dapat," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.