Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Dulmuluk, Kesenian Teater Tradisional Sumatera Selatan

Kompas.com - 26/08/2022, 15:00 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Kesenian teater tradisional, Dulmuluk mungkin sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Sumatera Selatan.

Pertunjukkan ini layaknya banyak dikenal masyarakat luas seperti Ludruk, Ketoprak dan Srimulat berasal dari Jawa Timur.

Pertunjukan rakyat ini masih sering ditampilkan di perkampungan Palembang, hingga terus mengalami pembaharuan sedikit demi sedikit dengan tampil di televisi atau media lainnya.

Dulmuluk adalah salah satu pertunjukkan rakyat di Sumatera Selatan khususnya Palembang, yang berasal dari pembacaan syair Abdul Muluk lalu menjadi sebuah seni sastra tutur berbentuk teater tradisi.

Sejarah singkat Dulmuluk

Dulmuluk berawal dari kitab Kejayaan Kerajaan Melayu yang berjudul Syair Abdul Muluk yang selesai ditulis pada 2 Juli 1845.

Orang yang pertama kali membawa kesenian Dulmuluk ke Palembang adalah pedagang keturunan Arab bernama Wan Bakar atau Shecj Ahmad Bakar.

Baca juga: Mengenal Topeng Bali, dari Sejarah Singkat hingga Kesenian

Dia membacakan syair Abdul Muluk di sekitar rumahnya di wilayah Tangga Takat 16 Ulu Palembang pada tahun 1854.

Acara itu ternyata menarik minat masyarakat untuk melihat pembacaan kitab-kitab berisi hikayat Dulmuluk dengan diiringi musik gambus dan terbangan.

Sementara pementasan teater Dulmuluk pertama digelar pada tahun 1910 hingga 1930, hingga terus berkembang dengan masuknya bangsawan dari Jawa.

Lakon pementasan Dulmuluk

Hal menarik dari Dulmuluk adalah seni pertunjukan yang sejak awal dimainkan oleh laki-laki, meskipun beberapa tokoh di dalam drama ada perempuan.

Peran seperti dayang-dayang juga ditokohkan oleh laki-laki yang berdandan, memiliki gestur tubuh yang mengeksplorasi kegenitan, sehingga seringkali mengundang kelucuan bagi penonton Dulmuluk tersebut.

Sebelum menampilkan Dulmuluk, para pelakon akan berkumpul di suatu tempat khusus yang disebut kebung untuk berpakaian dan bersolek sesuai watak tokoh yang akan diperankan.

Baca juga: Hampir Punah, Kesenian Zaman Kolonial Cing Po Ling Khas Purworejo Tersisa 2 Grup

Sebelum pertunjukan dilakukan doa selamat dengan menyiapkan seperangkat hidangan yang terdiri dari nasi gemuk, sebutir telur dan seekor ayam panggang dan dupa/kemenyan dibakar dipedupaan.

Setelah dibacakan doa, nasi dan lauk dibagi rata sebagai penyempurna syarat upacara. Seorang anggota yang menjadi pimpinan menyanyikan lagu bekisoh dari dalam kebung.

Setelah itu, satu persatu pelakon keluar dari kebung untuk melaksanakan upacara Beremas atau salam pembuka kepada penonton, setelah selesai pemain kembali masuk kebung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Regional
Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Regional
3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

Regional
Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Regional
Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Regional
Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Regional
Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Regional
Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Regional
Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Regional
Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Regional
Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Regional
Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Regional
Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Regional
Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com