"Tapi sejak pandemi melanda, secara perlahan beberapa gerai ditutup karena akvititas juga terbatas," paparnya.
"Penjualan turun drastis sehingga bagaimana cara usaha harus tetap ada dan bertahan. Dari enam gerai tersebut, hanya tinggal satu yang buka di Jalan Kartini Salatiga. Otomatis karyawan juga berkurang," kata Wafid.
Tak hanya itu, untuk mengurangi biaya produksi, varian rasa yang dahulu ada sekitar 18 rasa, sekarang hanya tersisa delapan.
"Tapi kami juga berinovasi dengan mengeluarkan Dino Instant yang bisa dikirim dan diolah di rumah," ucapnya.
Meski saat ini kondisi berangsur normal, Roti Panggang Kukus Dino belum sepenuhnya pulih.
"Ini masih kisaran 50 persen karena mayoritas pasar adalah anak sekolah dan mahasiswa. Tantangan baru yaitu mengenalkan ulang Dino kepada mereka, karena sekolah dan kampus vakum 2,5 tahun sehingga sudah terjadi pergantian populasi siswa dan mahasiswa," kata Wafid.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.