Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Serda Antonius, Angkat Perekonomian Warga Kupang dengan Mengolah Kelor

Kompas.com - 21/08/2022, 08:57 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

Setiap hari anggota kelompoknya melepaskan daun kelor dari tangkai kemudian ditimbang.

Pekerjaan tersebut hanya memerlukan waktu 4 hingga 5 jam dan menghasilkan 50 sampai 60 kilogram daun kelor basah setiap hari.

"Untuk harga kelor mentah, kalau dari pimpinan itu berkisar Rp 5.000 per kilogram, tetapi saya juga membutuhkan biaya operasional untuk mengambil dan mengantar kelor ke sentra produksi yang berada di Koramil 02 Camplong," katanya.

"Sehingga setelah dijual, Rp 3.000 setiap kilogram dibagi ke para ibu dan anak-anak yang bekerja, sedangkan Rp 2.000 untuk biaya operasional atau mobilitas," lanjut Anton.

Baca juga: Setiap Bulan, Pengolahan Kelor di NTT Menghasilkan Rp 540 Juta

Ia menjelaskan Koramil Camplong yang berjarak sekitar 40 kilometer dari rumahnya, menerima satu kilogram kelor basah dengan harga Rp 5.000.

Menurutnya, harga itu diketahui oleh semua anggota kelompok. Namun, karena lokasi kelompok dan Koramil Camplong yang jauh, Antonius menyiasati dalam menentukan harga beli untuk anggota kelompok untuk menutupi biaya operasional.

Jika Antonius sendiri turun langsung mencari kelor di sejumlah kebun warga, maka setiap anggota kelompok akan mendapat Rp 2.000 setiap kilogram, sebagai upah koru.

Sedangkan, daun kelor yang sudah bersih dari tangkainya dan dijual oleh anggota kelompok kepadanya dihargai dengan harga Rp 3.000 per kilogram.

Selisih pembayaran dari Rp 3.000 maupun Rp 2.000 digunakan untuk biaya operasional dalam mencari kelor, maupun mengangkut kelor ke Camplong.

Baca juga: Produk Daun Kelor dan Minyak Atsiri Jadi Merchandise G20

Setiap hari, Antonius menyewa tiga unit sepeda motor untuk mencari kelor di kebun-kebun milik warga.

Setelah melalui proses perontokan daun, kelor basah itu di antar ke cabang Bimoku, Kota Kupang dan dititipkan di bus untuk diantar ke Koramil Camplong, Kabupaten Kupang.

Antonius mengaku, dia bersama istri tidak mengambil keuntungan dari anggota kelompoknya.

Ia mengaku mendapat tunjangan operasional dari kantor sebesar Rp 1 juta.

"Saya dan istri sistemnya sangat terbuka dengan mama-mama atau anak-anak. Kalau misalkan uang di tangan habis, mereka akan mengerti. Juga misalnya ada yang butuh uang tapi belum ada kelornya yang mau ditimbang, nanti saya dan istri akan kasih kasbon. Bila sudah ada kelor yang siap ditimbang maka akan cicil sampai lunas. Tidak langsung potong satu kali memang," jelasnya.

Baca juga: Nasi Kelor Jadi Makanan Khas Lumajang, Wabup Dorong Semua Warung Menyediakannya

Halaman:


Terkini Lainnya

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Regional
IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

Regional
Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Regional
Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Regional
Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Regional
Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

Regional
DBD di Lampung Melonjak, Brimob 'Gempur' Permukiman Pakai Alat 'Fogging'

DBD di Lampung Melonjak, Brimob "Gempur" Permukiman Pakai Alat "Fogging"

Regional
Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com