Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upacara Bendera Orang Rimba dan Mimpi Mereka Jadi Pemimpin Pemerintahan agar Bisa Jaga Hutan

Kompas.com - 18/08/2022, 09:16 WIB
Suwandi,
Reni Susanti

Tim Redaksi


JAMBI, KOMPAS.com - Anak-anak Rimba antusias mengibarkan bendera Merah Putih saat peringatan Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia di pedalaman hutan.

Tampak Orang Rimba, dari Kelompok Tumenggung Grip, sedari pagi berkumpul di halaman Kantor Lapangan KKI Warsi. 

Lapangan tersebut sekaligus tempat tinggal dan tempat belajar Orang Rimba yang berada di pinggir Taman Nasional Bukit Duabelas Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam Sarolangun, Jambi.

Baca juga: Kisah Orang Rimba Latihan Menganyam Rotan, Upaya Bersaing Cari Sumber Penghidupan Baru

Mereka bersiap mengikuti upacara bendera. Anak-anak hingga orangtua termasuk induk-induk yang menggendong anaknya turut serta. Salah satunya Mluring.

"Cita-cita anak Orang Rimba sekarang mau berjuang mencari pengalaman pendidikan yang bagus karena cita-cita mereka berbeda-beda. Ada yang mau jadi tentara, polisi, ada juga yang ingin menjadi guru kemudian mendidik anak-anak di sekitar mereka,” ujar Mluring seusai upacara bendera 77 Tahun Indonesia merdeka, Rabu (17/8/2022).

Mluring menjelaskan, Orang Rimba perlu mencari pendidikan yang layak karena hutan mereka semakin tipis.

Mereka punya keinginan sekolah tinggi dan menjadi pimpinan di pemerintahan agar bisa mewujudkan cita-cita menjaga hutan mereka sendiri.

Saat upacara, Betuah yang bertindak sebagai pemimpin upacara lekas merapikan barisan. Semua turut aba-aba Betuah. Melandai (kelas 3 SD), Menalang (kelas 3 SD) dan Ngambur (kelas 2 SD) mengambil tempat.

Baca juga: Kisah Juliana, Perempuan Orang Rimba Pertama yang Kuliah: Melawan Tradisi Pernikahan Dini

Ketiganya bertugas sebagai pengibar bendera Merah Putih. Murid-murid SD 191 Pematang Kabau ini, terlihat begitu bersemangat.

Menalang tersenyum bangga kala bendera Merah Putih terlipat rapi di tangannya.

Ketika tiba acara pengibaran bendera, ketiganya berjalan tegap menuju tiang bendera yang terbuat dari sebatang bambu.

Menalang mengulurkan bendera, disambut oleh Melandai dan Ngambur yang mengikatkannya ke tali. Selesai mengikat bendera, Menalang merentang bendera.

Dengan aba-aba Betuah, peserta upacara memberi hormat ke bendera sekaligus menyanyikan lagu Indonesia Raya. Melandai dan Ngambur mengerek bendera hingga berkibar sempurna.

Berjuang di Bidang Pendidikan

Orang Rimba dan anak-anaknya menggelar upacara bendera untuk turut memperingati kemerdekaan Indonesia yang ke 77, di pedalaman hutanSuwandi/KOMPAS.com Orang Rimba dan anak-anaknya menggelar upacara bendera untuk turut memperingati kemerdekaan Indonesia yang ke 77, di pedalaman hutan

Anggun Nova Sastika dari KKI Warsi yang bertindak sebagai pembina upacara memberi semangat ke peserta upacara.

Orang Rimba kini berjuang di bidang pendidikan agar mendapatkan hidup yang layak dan bermartabat. Selain itu juga untuk mendapatkan sumber penghidupan yang jelas dan berkelanjutan, merdeka dari kemiskinan.

“Anak-anak bisa bersekolah, merdeka dari kebodohan, semangat ini penting untuk terus ditumbuhkan, supaya Orang Rimba bisa menghadapi perubahan yang terus terjadi,” kata Anggun.

Baca juga: Cerita Bripda Jeni Melangun ke Hutan Jambi, Ajak Orang Rimba untuk Divaksinasi

Upacara peringatan hari kemerdekaan ini merupakan tradisi yang sudah dilangsungkan di kantor lapangan KKI Warsi, kata Anggun.

Dengan dibantu sejumlah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi yang sedang melakukan penelitian, rancangan peringatan hari kemerdekaan ini disiapkan.

Upacara peringatan hari kemerdekaan merupakan bentuk pendidikan bela negara bagi Orang Rimba, suku yang tinggal di dalam hutan.

“Kita terus berupaya untuk mendekatkan Orang Rimba dengan pendidikan, karena pendidikanlah yang akan menjembatani atau sebagai bentuk adaptasi Orang Rimba dengan perubahan ruang hidup mereka,” kata Diva Fasilitator Pendidikan KKI Warsi lainnya.

Dicontohkannya, dahulu Orang Rimba tinggal di dalam hutan, semua kebutuhan hidup diambil dari hutan.

Mereka bebas menjalankan tradisi yang diwariskan nenek moyangnya di ruang jelajah setiap kelompok.

Hanya saja ruang jelajah ini semakin menyempit. Berganti menjadi berbagai peruntukkan, perkebunan, hutan tanaman, dan lainnya. Orang Rimba seperti tergagap dengan perubahan yang begitu cepat.

Dalam waktu hanya 30 tahun, ruang hidup mereka berubah. Mereka yang dulunya sepenuhnya menggantungkan hidup dari hutan, harus mampu berakselerasi dengan perubahan. Sebab terjadi perubahan drastis dari hutan yang mereka tinggali. 

“Salah satunya melalui pendidikan,” kata Diva.

Jadi TNI dan Polisi

Sepuluh tahun lalu, pendidikan masih belum merata menyentuh Orang Rimba. Berbagai keterbatasan, akses, tenaga pendidik, dan pola hidup memengaruhi pencapaian pendidikan Orang Rimba.

Semangat Orang Rimba untuk menyekolahkan anaknya juga masih turun naik. Ketika melangun, berpindah tempat karena kematian anak-anak yang bersekolah bisa terhenti.

Baca juga: Tiga Orang Rimba Dilantik Jadi Polisi, Jeni: Agar Kami Tak Lagi Dibodohi, Ditipu, Dianggap Rendah

Mereka hanya bisa ikut sekolah alternatif yang diselenggarakan Warsi dengan materi baca tulis dan hitung. Sedangkan sekolah formal boleh disebut putus sambung.

Beruntung beberapa institusi seperti TNI dan Polri memberi ruang inklusi untuk Orang Rimba.

Pada 2017, satu anak rimba atas nama Budi resmi menjadi anggota TNI. Tahun 2021, tiga anak rimba yakni Jeni, Perbal, dan Seri, direkrut menjadi anggota Polri. Kini mereka ditugaskan sebagai polisi rimba.

“Dengan capaian-capaian ini memacu semangat Orang Rimba lainnya untuk turut bersekolah,” kata Diva.

Perbal misalnya, mengawali pendidikannya di dalam rimba. Belajar baca tulis dan hitung dengan fasilitator pendidikan Warsi.

Melihat semangat dan keinginan besarnya, Perbal dijembatani ke sekolah formal. Dari sinilah kemudahan itu datang, ia diterima sebagai siswa Sekolah Polisi Negara.

Begitu juga dengan Jeni, meski secara tempat hidup berdekatan dengan kelompok masyarakat lain, mereka masih enggan untuk sekolah.

Untuk itu, fasilitator Warsi waktu itu Prio Uji Sukmawan, berjuang keras supaya Orang Rimba bisa diterima di sekolah formal.

Anak-anak rimbanya juga didampingi supaya mereka bisa diterima masyarakat umum.

Beruntung Jeni dan kawan-kawannya semangat belajar hingga tamat SMK dan lanjut menjadi siswa SPN.

“Adanya contoh baik anak-anak rimba yang tamat sekolah dan kemudian menggapai cita-citanya ini, memberikan semangat bagi anak rimba lainnya untuk juga bisa sekolah,” kata Diva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com