Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keistimewaan Pacu Jalur, Tradisi Kebanggan Kuantan Singingi Provinsi Riau

Kompas.com - 17/08/2022, 22:13 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Tradisi Pacu Jalur adalah sebuah perlombaan mendayung khas Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau.

Lomba mendayung ini dilakukan dengan menggunakan perahu dari kayu gelondongan atau kayu utuh tanpa sambungan yang oleh masyarakat setempat disebut jalur.

Baca juga: Festival Pacu Jalur Ini Cuma Ada di Kuantan Singingi Riau

Ajang lomba mendayung ini dilakukan dengan perahu dengan 50-60 orang sebagai anak pacu tergantung dari panjang perahu.

Baca juga: Uniknya Sejarah Pacu Jalur, Awalnya Perayaan untuk Ratu Belanda

Anak pacu dalam tiap jalur akan dibagi tugasnya sebagai Tukang Concang yaitu komandan atau pemberi aba-aba, Tukang Pinggang atau juru mudi, dan Tukang Onjai yang pemberi irama di bagian kemudi dengan cara menggoyang-goyangkan badan.

Baca juga: Google Doodle Tampilkan Gambar Pacu Jalur Kuantan Singingi pada HUT Ke-77 Indonesia

Ada juga Tukang Tari yang membantu Tukang Onjai dalam memberi tekanan yang seimbang agar jalur dapat berjungkat-jungkit secara teratur dan berirama.

Pacu Jalur aan dimulai dengan dentuman meriam sebanyak tiga kali. Dentuman pertama sebagai tanda untuk jalur-jalur menempatkan diri, dentuman kedua untuk posisi bersiap mengayuh dayung, dan dentuman ketiga untuk memulai perlombaan.

Konon, pemenang Pac Jalur tidak ditentukan oleh jumlah atau kekuatan pendayung namun sisi magis dari kayu yang dijadikan jalur serta kemampuan pawang dalam mengendalikan jalur.

Sejarah Tradisi Pacu Jalur

Tidak hanya dilihat sebagai event olahraga, namun tradisi Pacu Jalur merupakan budaya yang sudah tertanam di Kuansing sejak lebih dari 100 tahun.

Jalur yang dulu hanya menjadi alat transportasi bagi masyarakat di Sungai Kuantan kemudian digunakan dalam perlombaan adu cepat yang membuatnya menarik.

Pada zaman penjajahan Belanda, Pacu Jalur dibuat untuk merayakan hari jadi Ratu Wilhelmina

Setelah Indonesia merdeka, tradisi Pacu Jalur dilaksanakan untuk merayakan hari raya agama Islam seperti Idul Fitri di Riau.

Kini, tradisi Pacu Jalur diselenggarakan untuk merayakan kemerdekaan Republik Indonesia.

Festival Pacu Jalur yang Selalu Ditunggu

Saat ini perhelatan tersebut juga dikenal sebagai Festival Pacu Jalur yang diadakan tiap tahun di Tepian Narosa, Teluk Kuantan.

Festival Pacu Jalur biasanya dihelat pada bulan Agustus, berdekatan dengan momen peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Pada perhelatan ini, biasanya masyarakat di daerah Kuansing dan sekitar nya akan berdatangan untuk menonton tradisi ini.

Selain dapat menaikkan perekonomian setempat, hal ini juga dinilai dapat terus melestarikan tradisi Pacu Jalur yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kemendikbud.

Selain keseruan perlombaan mendayung, variasi kostum serta seruan dari peserta di setiap jalur juga menarik bagi wisatawan yang menonton.

Tak pelak jika pelaksanaan tradisi Pacu Jalur selalu disambut meriah oleh masyarakat Kuansing, wisatawan domestik, bahkan tersohor hingga mancanegara.

Sumber:
warisanbudaya.kemdikbud.go.id 
pariwisata.riau.go.id
tribunpekanbaruwiki.tribunnews.com 
kompas.com (Penulis: Silvita Agmasari, Editor: Ni Luh Made Pertiwi F)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com