KOMPAS.com - Upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia (RI) tingkat Kecamatan Rajadesa, Ciamis, Jawa Barat, diwarnai sejumlah insiden.
Pasalnya, Lapangan Jamikasana, Desa Sukajaya, yang menjadi tempat digelarnya upacara kemerdekaan ke-77 RI itu dalam kondisi becek.
Akibatnya, pakaian 31 siswa Madrasah Aliyah (MA) Al Istiqomah Rajadesa yang bertugas sebagai pasukan pengibar bendera (paskibra) menjadi kotor penuh lumpur.
Bukan hanya baju dan celana putih mereka saja yang berubah warna menjadi cokelat, tapi sepatu yang dikenakan para paskibra itu pun ditempeli tanah basah.
Bahkan, dua orang anggota paskibra harus bertugas tanpa alas kaki karena sepatu yang dipakainya lepas akibat terbenam di lumpur ketika mengatur formasi.
Baca juga: Tak Hanya Farel, Pembawa Baki Upacara Penurunan Bendera di Istana Juga Putra Daerah Banyuwangi
“Rika (siswi kelas XI) sepatunya sampai jebol. Lebih parah Agus (siswa kelas XII) sepatunya sampai copot terbenam lumpur," kata Kepala Madrasah Aliyah (MA) Al Istiqomah Sukajaya Rajadesa, Ajat Sudrajat S.pd, dikutip dari TribunJabar.id, Rabu (17/8/2022).
"Tapi keduanya tetap menjalankan tugas tanpa mengganggu fomasi meski terpaksa nyeker (tanpa sepatu, hanya pakai kaus kaki saja),” imbuhnya.
MA Al Istiqomah memang dipercaya menyiapkan paskibra untuk pelaksanaan upacara HUT Kemerdekaan ke-77 RI pada 17 Agustus 2022.
31 siswa pun dipilih untuk menjadi anggota paskibra, yang terdiri 17 orang putra dan 14 orang putri. Mereka berlatih selama 21 dengan bimbingan dari sejumlah Guru MA Al Istiqomah.
Sebelum upacara berlangsung, hujan mengguyur wilayah Desa Sukajaya sejak subuh hingga pukul 07.00 pagi WIB.
Baca juga: Saat Abu Bakar Baasyir Ikuti Upacara HUT ke-77 RI, Akui Pancasila karena Kesepakatan Ulama
Alhasil, Lapangan Jamikasana yang berada di Dusun Citapen Pasir, tempat upacara digelar, menjadi becek.
“Jadwal upacara semula pukul 08.00 WIB terpaksa ditunda sampai pukul 08.30 WIB. Terlambat sekira 30 menit untuk menunggu surutnya genangan air di lapangan. Beberapa bagian lapangan yang akan dilewati pasikbra sempat ditimbun tanah,” ujar Ajat.
Saat upacara yang diikuti oleh para siswa di Desa Sukajaya serta masyarakat sekitar itu dimulai, genangan air masih tampak di sejumlah titik lapangan.
Derap langkah pembawa bendera yang terpaksa menerjang lumpur memicu cipratan ke arah seragam yang dikenakannya. Semula berwarna putih terang, pakaian mereka pun mendadak kotor berlumpur.
“Semua pakaian paskibra kotor berlumpur. Alhamdulillah, tugas paskibra berjalan lancar, penaikan bendera tidak ada kendala. Berjalan lancar,” ungkapnya.
Baca juga: Mengenal Ayumi Putri Sasaki, Pembawa Baki Upacara Penurunan Bendera di Istana Negara
Bahkan, Ajat mengatakan, peserta upacara sempat heboh ketika menyaksikan aksi paskibra menerjang tanah lapangan yang becek.
Setelah sukses menjalankan tugasnya, para anggota paskibra pun kembali ke MA Al Istiqomah yang berada sekira 500 meter dari Lapangan Jamikasana.
Terlanjur kotor dan tak mungkin dibersihkan dahulu, seragam para anggota paskibra itu dikenakan kembali pada saat upacara penurunan bendera yang berlangsung pukul 16.30 sore WIB.
“Waktu upacara penurunan bendera tadi sore pukul 16.30 WIB, pakaian seragam paskibra yang sudah kotor berlumpur itu dipakai lagi. Tak mungkin dicuci. Untung cuaca tadi sore agak cerah. Paskibra sudah menunaikan tugasnya dengan baik,” tandasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.