Bermain gim memang dipandang banyak orang sebagai aktivitas yang membuang waktu dan menghabiskan uang. Tidak heran banyak yang mencemoohnya karena betah di depan komputer.
Bahkan, istrinya pun sempat marah karena setiap hari Maksum sibuk bermain gim online. Namun, setelah dijelaskan, sang istri kemudian mengerti dan mendukung aktivitasnya.
"Istri sempat marah, dikira saya ini nge-gim terus, tapi ya saya jelaskan, itu baru ngerti dan terus support sampai sekarang," cerita Maksum.
Pengalamannya berselancar di dunia maya itu kemudian dibawa Maksum saat bergabung dengan Gusdurian Lumajang.
Banyaknya pemuda yang terlibat dalam gerakan laskar hijau Gusdurian membuatnya berpikir sebuah usaha yang bisa dimanfaatkan untuk menampung semua sumber daya manusia yang ada.
Sebelum memutuskan membuat usaha melalui gim online, berbagai usaha sudah dicoba, seperti kafe dan pembibitan tumbuhan. Sayang, usaha itu gulung tikar.
Maksum pun kemudian mengusulkan usaha gim online kepada ketua Gusdurian Lumajang A'ak Abdullah Al-Kudus.
Baca juga: Pasar Hewan di Lumajang Dibuka Lagi, Aktivitas Jual Beli Masih Sepi
Ide itu pun dikabulkan dan langsung mendatangkan 20 set komputer dari salah satu bekas warnet yang gulung tikar di Probolinggo.
"Awalnya itu gimana anak-anak yang ada di sini enggak nganggur, dan minimal bisa untuk operasional sekretariat, saya jelaskan ke Mas Aak tujuan dan prospek ke depan ternyata disetujui," tuturnya.
Dua minggu pertama merintis usaha ini tidak langsung digunakan Maksum untuk mengajari cara memainkan gim online kepada para pemuda itu.
Dengan telaten, ia mengajari para pemuda ini cara menggunakan komputer, mulai dari mengenalkan satu per satu hardware dan fungsinya hingga cara mengoperasikan.
Sebab, kebanyakan dari mereka merupakan anak-anak desa yang sangat awam dengan dunia komputer.
"Jangankan suruh matikan komputer, dulu anak-anak ini hidupin komputer saja enggak bisa, jadi kita ajari dulu caranya baru diajari main gim," ungkapnya.
Kini, delapan bulan usaha gim online sudah dijalankan Maksum di Sekretariat Gusdurian yang merupakan rumah pribadi mantan Bupati pertama Lumajang.
Ia telah memiliki 20 pekerja yang semuanya merupakan anak-anak muda. Tugas mereka adalah mencari gold sebanyak mungkin dari permainan "Lost Ark".