NUNUKAN, KOMPAS.com – Seorang pasien puskesmas di Nunukan, Kalimantan Utara, mengaku mendapat layanan tidak memuaskan dari oknum perawat yang ada di Puskesmas Nunukan Kota.
Ia menuangkan kekecewaannya di media social Facebook (FB) dan mendapat tanggapan beragam dari warganet.
Akun FB dengan nama NJ, dengan emosi menulis, "parah jelek layanan Puskesmas Nunukan !!! perawatnya jutek, diteriakin, diketawain, parah !!! Tolong dong Puskesmas Nunukan perawat perawatnya ditertibkan lagi. Percuma sekolah tinggi, attitude nol" dengan menambahkan sejumlah emoji malas.
Beragam komentar akhirnya menanggapi unggahan tersebut. Ada eks pasien yang menambahkan pengalamannya mendapat perlakuan tidak menyenangkan.
Tidak sedikit juga yang mencoba mengambil jalan tengah agar yang kecewa dengan oknum perawat dimaksud langsung saja melaporkan kejadian yang merugikannya tersebut ke manajemen.
Menjawab hebohnya sorotan warganet atas masalah tersebut, Kepala Puskesmas Nunukan Kota dr. Ika Bihandayani cukup menyayangkan adanya unggahan tersebut.
"Kami di pelayanan, selalu menekankan untuk melayani dengan hati, senyum, sapa, salam. Dalam praktiknya, dengan ratusan pasien setiap hari dengan beragam sifat mereka, kesalahpahaman kerap terjadi, dan kejadian begini, bukan kali pertama," kata Ika pada Kamis (11/8/2022).
Puskesmas Nunukan Kota, kata Ika, sudah sering melayani berbagai komplain dan protes masyarakat atas sikap dan layanan perawat yang sejauh ini semua terselesaikan di ruang mediasi dengan baik.
Dia menuturkan, setiap orang tidak mungkin sempurna dalam melakukan segala hal, apalagi pelayanan masyarakat yang dalam kondisi sakit, dengan psikologi yang selalu berbeda-beda.
"Yang kami sedih, adalah masalah itu langsung di-posting di media sosial. Kami tidak menyalahkan pasien yang komplain. Alangkah baiknya langsung ke manajemen, ada layanan pengaduan selalu kami buka 24 jam," kata dia.
Ketika keluhan terkait layanan kesehatan dipublikasi sedemikian rupa melalui media sosial, kata Ika, hal tersebut justru menambah runyam masalah.
Puskesmas yang selama ini terus mencoba berbenah dan memperbaiki pelayanan menjadi sasaran kritik.
Hal itu, kata dia, memengaruhi mental para tenaga medis akibat hujatan warganet yang bahkan di antara mereka tidak tahu masalah sama sekali.