KUPANG, KOMPAS.com - Sebanyak enam wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami hari tanpa hujan kategori ekstrem panjang.
Informasi itu dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi NTT, Rabu (10/8/2022).
Enam wilayah tersebut yakni Rambangaru Kabupaten Sumba Timur, Daieko Kabupaten Sabu Raijua, Busalangga Kabupaten Rote Ndao, Oepoi dan Maupoli Kota Kupang dan Sulamu Kabupaten Kupang.
Baca juga: Komplotan Pencuri Solar Cell Lampu Jalan di Kupang Ditangkap, Mabuk Sebelum Beraksi
"Terlama di Rambangaru, Kabupaten Sumba Timur yakni 144 hari," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTT Ryan Sudrajat, kepada Kompas.com, Rabu petang.
Kemudian, lanjut Ryan, Busalangga 87 hari, Mapoli 68 hari, Oepoi 67 hari, Sulamu 65 hari dari Daieko 62.
"Jadi, yang masuk kategori hari tanpa hujan kategori ekstrem panjang itu yakni lebih dari 60 hari," kata Ryan.
Baca juga: 6 Polisi Korban Laka Lantas di Manggarai Timur Dibawa ke Kupang untuk Dirawat
Ryan menyebutkan, Ranbangaru tercatat merupakan wilayah terlama untuk hari tanpa hujan kategori ekstrem panjang di Indonesia.
Rambangaru, lanjut dia, setiap tahun selalu mengalami kekeringan ekstrem panjang paling tinggi.
Baca juga: Mobil Pikap Masuk Jurang di Kupang, Seorang IRT Tewas, 8 Terluka
Ryan menyebutkan, daerah Rambangaru sesuai tofografinya merupakan daerah kering, sehingga jarang terjadi hujan.
Adapun beberapa wilayah lainnya mengalami hari tanpa hujan kategori sangat panjang dan menengah.
Untuk kategori sangat panjang (31-60 hari) tersebar di 35 wilayah dan kategori menengah (21-30 hari) tersebar di 16 wilayah.
Ryan mengatakan, pada umumnya wilayah NTT berada pada kategori hari tanpa hujan panjang, yakni 21-30 hari.
"Selain itu, wilayah NTT juga mengalami curah hujan dengan kategori rendah yakni 0-50 mm," kata Ryan.
Baca juga: Fasilitas Pemeliharaan Kura-kura Leher Ular Rote di Kota Kupang Diperluas, Ini Tujuannya
Meski begitu, kata dia, wilayah NTT akan segera memasuki puncak musim kemarau di tahun ini.
"Kita selalu imbau masyarakat agar perlu mewaspadai terjadinya bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan,"imbuhnya.
Namun, masih ada potensi hujan ringan di sebagian kecil wilayah NTT.
Sehingga, masyarakat dapat memanfaatkan peluang hujan ini dengan melakukan penampungan air guna mengantisipasi bencana kekeringan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.