Ketiga, ia berharap masyarakat Prabumulih bisa membangun usaha yang dibantu perlengkapnnya dari pemerintah daerah (pemda).
“Saya ingin orang yang tidak mampu mempunyai surat nikah semua sehingga anak mereka bisa punya akta lahir dengan nama bapak dan ibunya secara lengkap,” jelas Ridho.
Keempat, lanjut dia, memanfaatkan tanah kosong secara maksimal dengan bioflok sebagai tempat menanam sayur. Dengan begitu juga masalah buang sampah sembarangan akan terselesaikan.
Dari segi pariwisata, Ridho menyadari bahwa wilayahnya tidak dikaruniai wisata alam seperti Bali.
“Tuhan sudah menakdirkan Prabumulih sebagai penghasil gas dan minyak. Kami tidak ingin mengubah suatu tempat menjadi danau buatan seperti Danau Toba. Sudah pasti masih jauh lebih indah ciptaan Tuhan,” ujarnya.
Baca juga: Program Bank Sampah dan Masyarakat Peduli Api Diresmikan di Prabumulih
Ia mengakui bahwa Prabumulih tidak memiliki wisata alam. Meski demikian, inovasi-inovasi di kota ini mampu mendatangkan banyak orang.
“Salah satu inovasi tersebut adalah membangun BLK. Otomatis penduduk dari 17 kabupaten pada ke Prabumulih untuk belajar. Mereka juga bisa mempelajari hal tentang gas dan minyak di sini,” imbuhnya.
Dari proker yang sudah berjalan maupun akan datang, Ridho berharap, penggantinya kelak bisa meneruskan berbagai program Prabumulih dengan sungguh-sungguh.
Begitu pula dalam melayani masyarakat. Sebab, pemimpin bekerja untuk masyarakat dan ide pembangunan juga bisa datang dari masyarakat.
“Sebagai pemimpin jangan anggap masyarakat itu kalangan bawah. Saya bekerja dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Tanpa mereka, saya tidak akan jadi wali kota. Mereka adalah segala-galanya,” tutur Ridho.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.