Salin Artikel

Walkot Ridho Sebut “Fokus” Jadi Kunci Keberhasilan Program Kerja Pemkot Prabumulih

PRABUMULIH, KOMPAS.com - Wali Kota (Walkot) Prabumulih Ridho Yahya mengatakan bahwa kunci keberhasilan program kerja (proker) pihaknya adalah fokus.

“Keberhasilan proker kami adalah fokus. Pertama, kami fokus program pembangunan rumah kumuh dengan menyesuaikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),” ujarnya saat wawancara bersama Kompas.com, Selasa (2/8/2022).

Pernyataan tersebut Ridho sampaikan saat berada di Kantor Wali Kota Prabumulih, Jalan Jenderal Sudirman, Sindur, Kecamatan Cambai, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan (Sumsel), Selasa.

Fokus kedua, lanjut dia, adalah pengembangan jaringan gas (jargas) bumi untuk rumah tangga di Prabumulih.

Program yang dimulai pada 2012 ini awalnya menyasar sebanyak 4.650 sambungan rumah tangga (SR). Kemudian pada 2016 dialirkan untuk 32.000 SR dan 2018 sebanyak 6.018 SR.

Ridho optimistis Prabumulih dapat menjadi kota pertama di Indonesia dengan seluruh rumah penduduknya menggunakan jargas rumah kota.

“Ketiga, kami fokus menolak pembangunan batu bara. Dari awal sampai akhir kami nolak. Meski Prabumulih punya banyak gas dan batu bara tetapi saya sedih karena apa yang diambil dari penambang, bahkan sejak zaman Belanda tidak sebanding dengan kesejahteraan masyarakat sekitarnya,” jelasnya.

Selain itu, kata dia, penambangan batu bara akan berdampak buruk terhadap lingkungan di Prabumulih. Terlebih, kota ini didominasi sektor pertanian.

Untuk fokus keempat, kata Ridho, yaitu pembangunan tempat ibadah, seperti gereja, klenteng, vihara, dan masjid. Pada 2022, Pemkot Prabumulih akan fokus menyelesaikan pembangunan gereja dan masjid.

Fokus kelima, lanjut Ridho, adalah program pembangunan 1000 bioflok. Sebagai bentuk keseriusan, Pemkot Prabumulih sendiri telah menyiapkan beberapa lahan kosong untuk menyukseskan program ini.

“Kami juga fokus ingin membuat Prabumulih menjadi kota nanas. Kami telah mengolah daging nanas menjadi selai. Kulitnya jadi pakan ternak dan pewarna baju, sedangkan daun nanas kami ekspor ke Singapura,” jelasnya.

Ridho berharap, para eksportir bisa mengekspor hasil nanas Prabumulih sampai ke Eropa. Hal ini akan menjadikan nanas sebagai tanaman monokultur dan meningkatkan ekonomi penduduk.

Target Prabumulih selanjutnya

Selain terus menjalankan semua proker, Ridho mengungkapkan bahwa pihaknya akan fokus pada penurunan angka pengangguran.

“Pertama, pengangguran itu akan jadi concern kami. Apalagi nanti akan dibangun Balai Latihan Kerja (BLK). Jadi penduduk setempat hingga warga dari 17 kabupaten di Sumsel bisa berkumpul di sini juga untuk mengikuti pelatihan kerja,” imbuhnya.

Kedua, sebut Ridho, dirinya juga memiliki keinginan untuk bisa membangun pusat rehabilitasi narkoba.

Ketiga, ia berharap masyarakat Prabumulih bisa membangun usaha yang dibantu perlengkapnnya dari pemerintah daerah (pemda).

“Saya ingin orang yang tidak mampu mempunyai surat nikah semua sehingga anak mereka bisa punya akta lahir dengan nama bapak dan ibunya secara lengkap,” jelas Ridho.

Keempat, lanjut dia, memanfaatkan tanah kosong secara maksimal dengan bioflok sebagai tempat menanam sayur. Dengan begitu juga masalah buang sampah sembarangan akan terselesaikan.

Manfaatkan sumber daya yang ada

Dari segi pariwisata, Ridho menyadari bahwa wilayahnya tidak dikaruniai wisata alam seperti Bali.

“Tuhan sudah menakdirkan Prabumulih sebagai penghasil gas dan minyak. Kami tidak ingin mengubah suatu tempat menjadi danau buatan seperti Danau Toba. Sudah pasti masih jauh lebih indah ciptaan Tuhan,” ujarnya.

Ia mengakui bahwa Prabumulih tidak memiliki wisata alam. Meski demikian, inovasi-inovasi di kota ini mampu mendatangkan banyak orang.

“Salah satu inovasi tersebut adalah membangun BLK. Otomatis penduduk dari 17 kabupaten pada ke Prabumulih untuk belajar. Mereka juga bisa mempelajari hal tentang gas dan minyak di sini,” imbuhnya.

Dari proker yang sudah berjalan maupun akan datang, Ridho berharap, penggantinya kelak bisa meneruskan berbagai program Prabumulih dengan sungguh-sungguh.

Begitu pula dalam melayani masyarakat. Sebab, pemimpin bekerja untuk masyarakat dan ide pembangunan juga bisa datang dari masyarakat.

“Sebagai pemimpin jangan anggap masyarakat itu kalangan bawah. Saya bekerja dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Tanpa mereka, saya tidak akan jadi wali kota. Mereka adalah segala-galanya,” tutur Ridho.

https://regional.kompas.com/read/2022/08/08/13014011/walkot-ridho-sebut-fokus-jadi-kunci-keberhasilan-program-kerja-pemkot

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke