KOMPAS.com - Kasus siswi SMA 1 Banguntapan yang diduga dipaksa memakai jilbab menuai kecaman dari berbagai pihak termasuk ibu korban.
HA, ibu dari siswi yang dipaksa pakai jilbab meminta pertanggungjawaban sekolah agar anaknya bisa kembali ceria seperti dulu.
Hal ini karena tidak hanya dipaksa menggunakan jilbab, para guru juga menuduh putrinya memiliki masalah keluarga sehingga tidak mau memakai jilbab.
Padahal masalah ini bukan bersumber dari keluarga, dan HA justru sangat menghargai keputusan putrinya untuk memilih model pakaian seperti apa yang diinginkannya.
"Beberapa guru menuduh putri saya punya masalah keluarga. Ini bukan masalah keluarga. Banyak orang punya tantangan masing-masing. Guru-guru yang merundung mengancam anak saya, saya ingin bertanya, 'Punya masalah apa Anda di keluarga sampai anak saya jadi sasaran? Bersediakah bila kalian saya tanya balik seperti ini?'," pungkasnya.
Baca juga: Siswi SMAN Diduga Dipaksa Pakai Jilbab, Ibu: Saya Menghargai Keputusan dan Prinsip Anak
Menurut HA, awal sekolah anaknya pernah bercerita bahwa sekolahnya "diwajibkan" pakai jilbab, baju lengan panjang dan rok panjang.
Namun anaknya tidak bersedia dan memberikan penjelasan kepada guru dan wali kelas.
"Dia terus-menerus dipertanyakan, "Kenapa tidak mau pakai jilbab?" katanya.
HA menyebut, anaknya masuk ruang Bimbingan Penyuluhan, seorang guru justru menaruh sepotong jilbab di kepala anaknya.
"Ini bukan 'tutorial jilbab' karena anak saya tak pernah minta diberi tutorial. Ini adalah pemaksaan," tegasnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.