"Fenomena yang berulang saja, karena terjadi di daerah dengan elevasi tinggi sehingga terjadi embun beku," kata Agus, melalui pesan singkat, pada Minggu (31/7/2022).
Meski begitu, pihaknya belum bisa menyebutkan secara gamblang terkait efek yang ditimbulkan embun beku terhadap ekosistem di daerah terdampak.
Baca juga: Beredar Jadwal Acara Perayaan HUT RI di Lumajang, Sekda: Informasi Itu Tidak Benar
"Terkait dampak saya tidak bisa memberikan statement, bisa bertanya langsung dengan petani yang mengalami hal tersebut," pungkas dia.
Untuk diketahui, Fenomena embun es terjadi di Ranupane sejak seminggu terakhir.
Biasanya fenomena ini akan terus terjadi sampai bulan September tergantung cuaca.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.