LUMAJANG, KOMPAS.com - Fenomena embun es yang terjadi di Ranupane, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menjadi perhatian banyak orang.
Selain karena keindahannya, fenomena langka ini juga jadi pembicaraan.
Sebab, secara geografis, Indonesia berada di wilayah dengan iklim tropis.
Sehingga, tidak memungkinkan ada musim salju seperti di Eropa.
Baca juga: Ribuan Ikan di Ranu Klakah Lumajang Mabuk dan Mengapung, Warga Berebut Menangkap
Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Badan meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Malang Ahmad Luthfi mengatakan, embun es merupakan fenomena berulang yang terjadi di daerah dengan elevasi (ketinggian suatu tempat terhadap daerah sekitarnya) tinggi.
Dia menuturkan, ada tiga faktor yang mempengaruhi adanya embun es. Pertama, monsun (pergantian arah angin dan musim) Australia.
Kedua, tidak ada tutupan awan pada malam hari sehingga pantulan panas terjadi tanpa penghalang.
Ketiga, terjadi di daerah dataran tinggi sehingga suhu udara bisa mendekati nol derajat celcius.
"Fenomena yang berulang saja, karena terjadi di daerah dengan elevasi tinggi sehingga terjadi embun beku," kata Agus, melalui pesan singkat, pada Minggu (31/7/2022).
Meski begitu, pihaknya belum bisa menyebutkan secara gamblang terkait efek yang ditimbulkan embun beku terhadap ekosistem di daerah terdampak.
Baca juga: Beredar Jadwal Acara Perayaan HUT RI di Lumajang, Sekda: Informasi Itu Tidak Benar
"Terkait dampak saya tidak bisa memberikan statement, bisa bertanya langsung dengan petani yang mengalami hal tersebut," pungkas dia.
Untuk diketahui, Fenomena embun es terjadi di Ranupane sejak seminggu terakhir.
Biasanya fenomena ini akan terus terjadi sampai bulan September tergantung cuaca.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.