KOMPAS.com - Diana Mardiana (27) sedang membuat kue saat gempa berkekuatan 4,9 melanda Pangandaran pada Sabtu (16/7/2022) malam.
Diana mengaku, dia dan kedua anaknya sempat ketakutan merasakan getaran yang cukup kuat saat itu. Pasalnya, dia menjadi teringat peristiwa gempa dan tsunami yang menerjang Pangandaran pada tahun 2006 lalu.
Warga Desa Sindangwangi, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, itu mengatakan bahwa dia bergegas keluar rumah saat getaran yang terasa seperti mobil besar sedang melintas itu mengguncang rumahnya.
"Sekitar pukul 22.00 WIB lebih, saya sedang membuat kue. Ada (gempa bumi) terasa seperti getaran mobil besar," kata Diana, dikutip dari jabar.tribunnews.com.
Baca juga: Gempa M 5,3 Guncang Bone Bolango, Sejumlah Warga Kota Gorontalo Berhamburan Keluar Rumah
Diana menyampaikan, dia merasakan dua kali getaran dengan kekuatan yang berbeda. Pada gempa kedua yang terasa lebih kuat, dia dan anaknya segera keluar rumah dan mencari tempat yang aman.
"Pertama sebelum jam 22.00, cuma kecil terasanya. Kalau yang jam 22.00 lebih lumayan gede juga, dan saya juga sempat mematikan mikser (alat pembuat kue) terus berlari keluar rumah karena takutnya ada susulan (gempa bumi) lagi, tapi ternyata tidak ada," ujarnya.
"Sempat ketakutan, soalnya kemarin-kemarin dengar air laut juga pasang kan. Takutnya, ada imbasnya juga," imbuhnya.
Seperti yang diketahui, wilayah Kabupaten Pangandaran diguncang dua kali gempa pada Sabtu (16/7/2022).
Gempa pertama berkekuatan 4,4 skala richter (SR) dirasakan pada pukul 21.41 WIB, sedangkan getaran selanjutnya mencapai 4,9 SR yang terjadi sekira 20 menit kemudian, tepatnya pukul 22.05 WIB.
Baca juga: Pacitan Diguncang Gempa M 5,5, Polisi Sebut Tak Ada Korban dan Kerusakan
17 Juli 2006, Pantai Selatan Pulau Jawa diguncang serangkaian gempa bumi yang mengakibatkan terjadinya gelombang pasang.
Gempa berkekuatan 6,8 SR yang dirasakan pada pukul 15.11 WIB itu berpusat di Samudra Hindia, sekitar 360 kilometer (km) dari selatan Jakarta, atau sekitar 100 km dari kota Cilacap, Jawa Tengah.
Selanjutnya, gempa susulan dengan kekuatan 5,5 SR dan 6,1 SR kembali membuat panik masyarakat.
Dilansir dari Harian Kompas melalui Kompas.com, Kecamatan Pangandaran menjadi wilayah yang menerima dampak paling parah atas peristiwa tersebut.
Pada pukul 23.00, ribuan warga memadati jalan dan Masjid Agung Pangandaran seiring beredarnya kabar bahwa air laut kembali pasang.
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Alami 871 Kali Gempa Hembusan Selama Sepekan
Sedangkan ratusan warga lainnya berlarian menuju tempat yang lebih tinggi untuk menghindari terjangan air.
Gelombang tsunami setinggi 2-4 meter menerjang pemukiman warga, perahu, warung, dan tempat pelelangan ikan di wilayah Pantai Selatan Jabar, Jateng, dan DI Yogyakarta.
Saat itu, tsunami Pangandaran tahun 2006 merenggut 668 korban jiwa, 65 orang hilang, dan lebih dari 9.000 orang terluka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.