Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/06/2022, 09:48 WIB
Fransisca Andeska Gladiaventa,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa mendirikan hunian sementara (huntara) untuk para penyintas awan panas guguran (APG) Gunung Semeru di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Chief Executive DMC Dompet Dhuafa Haryo Mojopahit mengatakan, pihaknya telah menargetkan sebanyak 50 huntara akan segera diselesaikan pada Agustus 2022.

“Pada tahap satu ini telah berjalan 16 unit, dimana 10 unit sudah masuk tahap finishing. Setelah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Pemerintah Daerah, penyintas bisa menempati hunian ini. Insyaallah akan selesai di bulan Agustus,” ungkap Haryo dalam keterangan persnya, Kamis (30/6/2022).

Hal itu disampaikan oleh Haryo dalam acara Deklarasi Fozda Lumajang dan Penyerahan Huntara, Rabu (15/6/2022), di Kabupaten Lumajang.

Baca juga: Dompet Dhuafa Kirimkan Tim QC ke NTT untuk Cek Kesehatan Hewan Kurban

Sebagai informasi, Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 1.027 rumah warga rusak dan 6.597 warga mengungsi akibat erupsi Gunung Semeru, Senin (10/1/2022).

Beberapa warga yang mengungsi memilih untuk tinggal di berbagai tempat, mulai dari rumah kerabat hingga tenda pengungsian di lapangan Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Salah satu penyintas APG Gunung Semeru, Sulianto menceritakan keresahannya selama tinggal di tenda pengungsian. Ia mengatakan, cuaca yang tak menentu saat siang dan malam hari membuat beberapa anak menjadi jatuh sakit.

“Biasanya kalau siang, saat cuaca panas, kami keluar dan berteduh di bawah pohon. Sedangkan pada malam hari, angin terasa lebih dingin. Karena (cuaca yang berubah) itu anak-anak mudah sakit, muntah, batuk dan pilek akibat kepanasan dan kedinginan,” ungkap Sulianto.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Slamet Santoso. Ia berharap kepindahannya ke huntara itu dapat membuatnya dan penyintas lain dapat kembali beraktivitas seperti biasa.

“Semoga pembangunan huntara dan huntap dapat segera selesai. Dengan begitu semua pengungsi bisa beraktivitas seperti biasa, nggak enak di tenda pengungsian. Kasian para lanjut usia (lansia) dan anak-anak, karena kalau malam kedinginan dan banyak nyamuk, serta banyak anak yang harus sekolah dengan jarak yang jauh,” kata Slamet.

Baca juga: Gubenrur Jatim Berikan Bantuan Sambungan Listrik PLN untuk 1.951 Penyintas APG Semeru

Kendala pembangunan huntara dan huntap

Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa dirikan 50 huntara dan huntap untuk para penyintas awan panas guguran (APG) Gunung Semeru, di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim). DOK. Humas Dompet Dhuafa Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa dirikan 50 huntara dan huntap untuk para penyintas awan panas guguran (APG) Gunung Semeru, di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim).

Kepala Subbidang Penataan BPBD Lumajang Amni Najmi mengatakan, pembangunan huntara dan huntap sempat mengalami beberapa kendala.

“Kemarin sempat mengalami kendala karena belum adanya aliran drainase, jadi saat hujan lebat, bahan (material) bergeser dan terbawa arus air. Belum lagi cuaca yang tidak mendukung dan beberapa kali terjadi erupsi kecil, sehingga beberapa tukang sempat takut,” jelas Amni.

Selain itu, kata dia, kendala juga terjadi pada proses pemindahan para penyintas APG Gunung Semeru dari tenda pengungsian ke huntara dan huntap.

“Hampir semua sudah memiliki kunci. Namun terjadi beberapa kendala karena beberapa hunian belum memiliki air. Tapi alhamdulillah sekarang sudah teraliri air, tinggal 17 kepala keluarga (KK) dari 100 KK yang huniannya belum (teraliri air),” ungkap Amni.

Baca juga: Meriahkan HUT Ke-495 Kota Jakarta, DMC Dompet Dhuafa Kampanyekan Tanggap Darurat di Daerah Perkotaan

Halaman:


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com