Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE PMK di NTB Capai 50.184 Kasus, Vaksin Masih Minim

Kompas.com - 29/06/2022, 07:59 WIB
Idham Khalid,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com- Angka kasus penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) terus meningkat.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB mencatat, pada Selasa 28 Juni 2022 sebanyak 50.184 ekor ternak terserang PMK.

Kasus tersebut tersebar di semua kabupaten kota di Pulau Lombok.

Baca juga: Saat Menteri Sandiaga dan Wali Kota Mataram Joget bersama Penari Gandrung di Loang Baloq

Adapun data kabupaten kota yang tingkat tertinggi hingga terendah terserang PMK yakni, Kabupaten Lombok Tengah dengan kasus 18.561ekor, kemudian Lombok Timur dengan 12.379 ekor.

Disusul kemudian Lombok Barat 10.053 ekor, Lombok Utara dengan 8.217 ekor dan Kota Mataram sebanyak 524 ekor.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan NTB Muslih mengakui, penyebaran PMK di Lombok sangat tinggi.

"Data kita hari Selasa kemarin sudah mencapai 50.184 ekor ekor kasus PMK," kata Muslih Rabu (29/6/2022)

Baca juga: Saat Dalang Cilik Perempuan Sambut Kedatangan Menteri Sandi di Lombok Barat

Muslih menyampaikan, meski cepat menular angka kesembuhan penyakit PMK juga tinggi hampir sepadan dengan jumlah yang masih sakit.

"Angka kesembuhannya juga cukup lumayan tinggi sekitar kalau kita lihat sama sama-sama 50 persen, dari total kasus tadi yang sudah sembuh  24.619, masih sakit 25.430 ekor," kata Muslih.

Baca juga: Cerita Riski, Marshal yang Ditabrak Crosser MX2 di Sirkuit Samota: Leher dan Pinggang Saya Sakit

 

Dia menjelaskan, data kematian ternak disebabkan PMK sebanyak 56 ekor, dan sebanyak 169 ekor dilakukan potong bersyarat.

"Kalau untuk yang potong paksa ini karena kepanikan dari warga peternakan itu sendiri, dan yang mati ini biasanya anak sapi yang tidak bisa menyusui di induknya," kata Muslih.

Menurut Muslih, peternak harus tetap melakukan isolasi jika menemui gejala PMK pada ternak.

Vaksin minim

Sementara untuk vaksin, pihaknya baru menerima sekitar 2.400 dosis vaksin, jauh dengan jumlah kasus ternak yang terkena PMK.

"Baru 2.400 dosis vaksin yang datang, itu yang dibagikan ketika Sabtu kemarin," ungkap Muslih.

Baca juga: 68 Hewan Ternak Mati karena PMK di DI Yogyakarta, Terpapar 7.046

Adapun 2.400 dosis tersebut tersebar di semua kabupaten kota di Pulau Lombok yakni 600 dosis untuk Kabupaten Lombok Tengah, 600 dosis untuk Lombok Timur, 600 dosis Lombok Barat, 500 dosis untuk Lombok Utara, dan 100 dosis untuk Kota Mataram.

Mengantisipasi kondisi hewan ternak yang sakit terserang PMK di Lombok, untuk kebutuhan hewan kurban, pihaknya telah melakukan rapat koordinasi dengan kabupaten di Pulau Sumbawa agar dapat memenuhi kebutuhan.

"Saya kira cukup karena kita kan di Pulau Sumbawa itu masih bebas PMK, jadi kemarin rapat koordinasi kabupaten kota di NTB, kita akan pakai kuota untuk mendatangkan sapi dari Sumbawa," ungkap Muslih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Regional
Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Regional
Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Regional
Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Regional
Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Regional
Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Regional
Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Regional
Pedagang Bakso di Semarang Lecehkan Remaja SMP hingga Empat Kali

Pedagang Bakso di Semarang Lecehkan Remaja SMP hingga Empat Kali

Regional
Suarakan Kemerdekaan Palestina, Dompet Dhuafa Sulsel Bersama MAN Gelar Sound of Humanity

Suarakan Kemerdekaan Palestina, Dompet Dhuafa Sulsel Bersama MAN Gelar Sound of Humanity

Regional
Bukit Lintang Sewu di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Bukit Lintang Sewu di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Ketika 5 Polisi Berjibaku Tangkap 1 Preman Pembobol Rumah...

Ketika 5 Polisi Berjibaku Tangkap 1 Preman Pembobol Rumah...

Regional
10 Motor di Parkiran Rumah Kos di Semarang Hangus Terbakar, Diduga Korsleting

10 Motor di Parkiran Rumah Kos di Semarang Hangus Terbakar, Diduga Korsleting

Regional
1 Kg Sabu dan 500 Pil Ekstasi dari Malaysia Diamankan di Perairan Sebatik, Kurir Kabur

1 Kg Sabu dan 500 Pil Ekstasi dari Malaysia Diamankan di Perairan Sebatik, Kurir Kabur

Regional
Menyalakan 'Flare' Saat Nobar Timnas, 5 Pemuda Diamankan Polisi di Lampung

Menyalakan "Flare" Saat Nobar Timnas, 5 Pemuda Diamankan Polisi di Lampung

Regional
Sosok Rosmini Pengemis Marah-marah, Diduga ODGJ dan Dibawa Pulang Keluarganya

Sosok Rosmini Pengemis Marah-marah, Diduga ODGJ dan Dibawa Pulang Keluarganya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com