Dia menjelaskan, data kematian ternak disebabkan PMK sebanyak 56 ekor, dan sebanyak 169 ekor dilakukan potong bersyarat.
"Kalau untuk yang potong paksa ini karena kepanikan dari warga peternakan itu sendiri, dan yang mati ini biasanya anak sapi yang tidak bisa menyusui di induknya," kata Muslih.
Menurut Muslih, peternak harus tetap melakukan isolasi jika menemui gejala PMK pada ternak.
Sementara untuk vaksin, pihaknya baru menerima sekitar 2.400 dosis vaksin, jauh dengan jumlah kasus ternak yang terkena PMK.
"Baru 2.400 dosis vaksin yang datang, itu yang dibagikan ketika Sabtu kemarin," ungkap Muslih.
Baca juga: 68 Hewan Ternak Mati karena PMK di DI Yogyakarta, Terpapar 7.046
Adapun 2.400 dosis tersebut tersebar di semua kabupaten kota di Pulau Lombok yakni 600 dosis untuk Kabupaten Lombok Tengah, 600 dosis untuk Lombok Timur, 600 dosis Lombok Barat, 500 dosis untuk Lombok Utara, dan 100 dosis untuk Kota Mataram.
Mengantisipasi kondisi hewan ternak yang sakit terserang PMK di Lombok, untuk kebutuhan hewan kurban, pihaknya telah melakukan rapat koordinasi dengan kabupaten di Pulau Sumbawa agar dapat memenuhi kebutuhan.
"Saya kira cukup karena kita kan di Pulau Sumbawa itu masih bebas PMK, jadi kemarin rapat koordinasi kabupaten kota di NTB, kita akan pakai kuota untuk mendatangkan sapi dari Sumbawa," ungkap Muslih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.