Diikuti dengan program “Masjidku Terang”, setiap Jumat masyarakat ke masjid untuk pemasangan dan menjaga lampu yang sudah ada. "Kami juga akan bekerja sama dengan Kadishub Jakarta untuk mereka bisa bantu identifikasi dan pendampingan," kata Hendri.
Selain terkait rumah sakit unik dan harapan pengembangan infrastruktur, Pemkot Bengkulu juga punya program yang menargetkan Bengkulu tanpa babnjir atau disebut sebagai Bengkulu Zero Banjir. Tahun 2019, dataran rendah di Bengkulu memang selalu terendam banjir.
"Kendalanya di anggaran yang minim. Drainase yang ada di kota belum bisa kita permanenkan. Kita buka semua drainase yang tertutup. Saluran alami tidak ada tempat buangnya, akhirnya ya banjir," kata Kepala Dinas PUPR Kota Bengkulu Noprisman.
Untuk keluar dari problematika tersebut, Pemkot Bengkulu kemudian membuat program Zero Banjir dengan mengajak masyarakat agar ikut berpartisipasi. Masalah banjir bukanlah masalah pemkot semata. Warga harus aktif terlibat jika ingin keluar dari masalah klasik ini.
"Masyarakat kita edukasi pentingnya mengendalikan banjir, sedikit demi sedikit mereka punya kesadaran," kata Noprisman. Warga mulai bersedia merelakan areal bangunan atau areal tanaman di sepadan sungai yang memang masuk dalam daerah aliran sungai.
"Bahkan, ada tanaman sawit warga yang direlakan. Sekarang beberapa kawasan yang biasanya banjir dan ada genangan, sekarang tidak ada lagi," kata Noprisman.
Tanggul sungai kemudian juga dinaikkan agar masyarakat tidak membuang sampah ke sungai. "Kita menjadikan sungai sebagai wisata air, dengan dilengkapi ban karet. Masyarakat sangat antusias. Akhirnya mereka sadar juga untuk tidak membuang sampah agar bisa terus berwisata. Banjir pun bisa dikendalikan," lanjut Noprisman.
Dari kasus tersebut, Pemkot Bengkulu mendapat pembelajaran, yaitu cara yang efektif untuk mengajak warga adalah dengan terlebih dulu memberikan edukasi, mengajak tokoh masyarakat ikut serta, dan memberikan contoh nyata.
Selama ini, kendala pengendalian banjir terkait banyaknya lahan komersial, serta banyaknya kebun kelapa dan kelapa sawit milik masyarakat. "Sempat mendapatkan penolakan, tetapi masyarakat yang areanya sudah dibuka kita jadikan contoh, jadi rapi, bagus, dan mereka tidak perlu mengeluarkan dana besar," kata Noprisman.
Akhirnya warga lain melihat sendiri dan menghubungi Pemkot Bengkulu untuk bisa dibukakan atau dibuatkan drainase. "Pembuatan drainase masih alami jadi belum dipermanenkan dan masih membutuhkan dana yang besar untuk bisa dipermanenkan," kata Noprisman.
Kota Bengkulu merupakan ibu kota Provinsi Bengkulu. Kota Bengkulu merupakan kota terbesar kedua di pantai barat Pulau Sumatra, setelah Kota Padang di Sumatera Barat. Di era masa lalu, Bengkulu menjadi tempat pengasingan Bung Karno dalam kurun tahun 1939 - 1942 pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Luas Kota Bengkulu sekitar 152,00 kilometer persegi dengan jumlah penduduk pada tahun 2020 sebesar 371.828 jiwa, terdiri dari 187.655 orang laki-laki dan 184.173 orang perempuan. Kota Bengkulu Berbatasan dengan Kabupaten Seluma di Selatan, Samudra Hindia di Barat dan Kabupaten Bengkulu Tengah di Utara dan Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.