Selain gugusan terumbu karang, kawasan ini juga terdapat bayi-bayi hiu di bibir pantai di Pulau Tinabo, salah satu pulau di Taman Nasional Taka Bonerate.
Bayi hiu tersebut berjenis black tips yang ramah pada manusia, namun begitu pengunjung harus tetap waspada.
Awalnya Taka Bonerate dikenal sebagai Kepulauan Macan, namun setelah ditetapkan sebagai kawasan konservasi oleh Belanda pada masa kolonial. Nama kepualuan ini berubah menjadi Taka Bonerate.
Baca juga: Ramai Kabar Pulau Lantigiang Dijual, Ini 4 Keindahan Taman Nasional Taka Bonerate
Nama yang diambil dari bahasa lokal masyarakat setempat berarti 'Taka' artinya karang, 'Bone' artinya pasir, dan 'Rate' artinya atas. Secara harfiah Taka Bonerate berarti Hamparan Karang di Atas Pasir.
Jam buka Taman Nasional Taka Bonerate mulai pukul 08.00-18.00 WITA setiap hari.
Harga tiket Taman Nasional Taka Bonerate untuk wisatawan lokal Rp 5.000 per orang dan wisatawan asing sebesar Rp 150.000 per orang.
Jika datang berombongan biaya bisa lebih murah, wisatawan lokal Rp 3.000 per orang dan wisatawan asing Rp 100.000 per orang.
Rute Taman Nasional Taka Bonerate dapat melalui jalur darat maupun jalur laut.
Jika menggunakan jalur udara, saat sampai di Bandara Sultan Hasanuddin, pengunjung melanjutkan perjalanan menuju Bandara H Aroeppala, Selayar.
Bandara H Aroeppala adalah pintu gerbang udara menuju Taman Nasional Taka Bonerate dengan waktu tempuh 35 menit.
Baca juga: Anak Hiu Menjadi Daya Tarik Wisata di Taka Bonerate
Rute jalur darat dimulai setelah turun pesawat di Bandara Sultan Hasanuddin. Pengunjung dapat melanjutkan perjalanan menuju terminal Bus Malengkeri menuju Pelabuhan Bira.
Perjalanan dilanjutkan dengan menyeberang laut menggunakan kapal ferry menuju pelabuhan Pematata, Selayar. Selanjutnya, perjalanan menuju Kota Benteng.
Taman Nasional Wakatopi terletak di Sulawesi Tenggara. Kawasan ini ditetapkan sebagai cagar biosfer dunia yang ditetapkan sejak 2021.
Taman Nasional Wakatobi adalah salah satu surga bawah laut yang paling indah di dunia.
Baca juga: Menelusuri Kemolekan Wakatobi, mulai dari Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, hingga Binongko
Kawasan ini berada di Coral Triangle atau Segitiga Terumbu Karang. Coral Triangle merupakan istilah yang mengacu pada wilayah seluas 6 juta kilometer yang membentang dari Indonesia, Malaysia, Kepulauan Solomon, hingga Timor Leste.
Kepulauan Wakatobi merupakan wilayah yang dilewati Coral Triangle.
Kawasan ini memiliki spesies terumbu karang mencapai 750 spesies dari 850 spesies terumbu karang di dunia.
Selain itu, ada 112 jenis kerang yang hidup dengan makhluk hidup lainnya di bawah laut.
Spot menyelam paling indah terletak di House of Reef, Cornucopia, Coral Garden, dan Roma.
Taman Nasional Wakatobi memiliki spesies langka, seperti penyu hijau, ikan Napoleon, maupun penyu sisik.
Baca juga: 5 Itinerari Wajib Saat Pelesiran ke Wakatobi
Ada juga spesies lainnya, seperti duyung, lumba-lumba, lola, kepiting kenari, cumi-cumi berbintik hitam.