SEMARANG, KOMPAS.com - Suara tawa saling bersahutan memenuhi Gedung Monod Diephuis & co Lantai 2, Kota Lama, Semarang, Kamis (9/6/2022) sore.
Sembari menyelesaikan kerajinan tangan, puluhan anak menyeru gembira mengikuti kelas yang diadakan oleh Komunitas Rumah Pintar Abang Ijo (Rumpin Bangjo).
Gunting dan sedotan menjadi alat utama pada pembelajaran kali ini. Tidak hanya satu dua orang relawan, beberapa anak muda dengan cermat mengajari puluhan anak yang bersemangat menyusun bunga sedotan.
Seusai pembelajaran, anak-anak menyeru lebih semangat. Lantaran para relawan membagikan jajan sebagai tanda pembelajaran telah berakhir. Mata mereka berbinar, senyum pun melebar.
Salah satu relawan, Mutiara Muntahar mengatakan, begitulah cara Rumpin Bangjo mengajar anak-anak rentan yang tersebar di kawasan Kota Lama Semarang.
Tidak hanya pelajaran akademik dan keterampilan, Rumpin Bangjo juga memberikan materi-materi kehidupan, seperti akhlak, akidah, dan tingkah laku.
"Karena akses pendidikan yang mereka miliki kurang, jadi materinya fokus pada materi umum dan dasar. Tapi tidak menutup kemungkinkan memberi materi lain," tutur Mutiara saat ditemui Kompas.com, Kamis (9/6/2022).
Rumpin Bangjo merupakan sebuah komunitas yang dinaungi oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kota Semarang. Arah gerakannya, fokus pada pendidikan sosial anak jalanan dan anak rentan di sekitar Kota Semarang.
Sehingga, materi yang disampaikan tak lepas dari materi kesehatan seksual dan reproduksi.
Lebih jelas Mutiara mengatakan, materi tersebut disampaikan ke anak-anak dengan metode yang mudah dicerna dan menyenangkan.
"Karena mereka masih kecil-kecil, jadi dibuat semenarik mungkin," ucap gadis lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 8 Semarang itu.
Pergerakan komunitas yang berdiri sejak 2010 ini lebih mengarah pada perlindungan hak, peningkatan kapasitas pendidikan, dan kesejahteraan hak anak-anak jalanan dan rentan.
Kini, tidak lebih dari 135 anak yang dinaungi dan didampingi oleh Rumpin Bangjo. Ratusan anak tersebut tersebar di dua tempat pengajaran.
Sekitar 70 anak di Rusun Pondok Boro, Genuk, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Sedangkan sisanya, anak-anak di kawasan Kota Lama Semarang.
Koordinator Rumpin Bangjo, Annisa Dewi Fortuna mengaku, tidak mudah membina ratusan anak rentan di Kota Semarang.
Anak rentan yang dimaksud yaitu anak-anak yang turun ke jalan karena kendala ekonomi dan tempat tinggal keluarga.
"Dulu banyak anak dampingan dari luar Semarang yang tidak sekolah karena tidak punya identitas tempat tinggal. Tapi alhamdulillah, kami sudah berhasil memindahkan," tutur Nisa saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/6/2022).