Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irwan Suhanda
Editor dan Penulis

Editor dan Penulis

Borobudur dan Daoed Joesoef

Kompas.com - 10/06/2022, 14:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada saat Daoed Joesoef diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1978 oleh Presiden Soeharto, maka Daoed diminta terus mengawasi kelancaran pemugaran Candi Borobudur.

Akhirnya pada 23 Februari 1983 pemugaran Candi Borobudur selesai dengan sangat baik. Lega hati Daoed Joesoef setelah sekian lama memperjuangkan penyelamatan candi tersebut.

Nama Borobudur

Pemberian nama Borobudur pada candi ini tidak diketahui secara persis. Tetapi, Mpu Prapanca dalam naskah Negarakertagama yang ditulis tahun 1365 menyebutkan bahwa “Budur” merupakan bangunan suci agama Buddha aliran Wajradhara.

Tetapi, di sebelah timur Candi Borobudur ada sebuah desa yang diberi nama “Boro”. Menurut Dr. Poerbatjaraka kata asli “Boro” adalah biara. Jadi, menurut dia, sebutan Borobudur adalah Biara Budur.

Banyak para ahli lain yang mencoba menjelaskan asal-usul kata Borobudur. Misalnya oleh Raffles pada 1814 , juga oleh Dr. De Casparis, tetapi semuanya belum memuaskan.

Candi Borobudur menurut para sejarawan dibangun antara tahun 650 sampai 930 M. Tetapi dipercaya pembangunannya pada tahun 800 M. Diperkirakan penyelesaiannya sekitar 50-70 tahun.

Berabad-abad kemudian Candi Borobudur hilang perhatian, kondisinya tertutup pepohonan dan hampir ditelan tanah.

Tahun 1814 ketika Sir Thomas Stanford Raffles sebagai Letnan Gubernur Hindia-Belanda, ia memberi perhatian pada Candi Borobudur yang kondisinya memprihatinkan.

Untuk menyelamatkan Candi Borobudur, ia memerintahkan 200 pekerja desa yang dipimpin Cornelius untuk membersihkan Candi Borobudur dari semak belukar dan tanah yang hampir menelannya.

Raffles kemudian menuliskannya dalam buku The History of Java yang terbit tahun 1817. Selanjutnya, Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1900 melalui Gubernur Jenderal Rooseboom ikut melakukan berbagai usaha menjaga keutuhan Candi Borobudur agar tidak runtuh.

Maka, panitia pemugaran Candi Borobudur menugaskan kepada Theodor van Erp melakukan pemugaran yang dilaksanakannya pada Agustus 1907 dan selesai pada 1911. Van Erp sangat berjasa hingga Candi Borobudur terselamatkan.

Borobudur dibom

Tanggal 23 Februari 1983 pemugaran Candi Borobudur atas bantuan UNESCO selesai dengan baik. Tetapi pada tanggal 21 Januari 1985, Indonesia dan dunia terkejut bukan main. Candi Borobudur dibom!

Ledakan bom terjadi sembilan kali berturut-turut antara pukul 01.20-03.40. Ledakan ini telah merusak sembilan stupa hingga berlubang, termasuk arca-arca Dhyani Buddha yang ada di dalam stupa turut rusak pula.

Atap stupa pun ikut runtuh yang langsung menimpa arca lain yang mengakibatkan kerusakan tambah parah. Keseluruhan bom yang terpasang 11 peledak, tetapi dua gagal meledak.

Borobudur tetap berdiri kokoh. Keberadaan monumen ini bersamaan dengan candi Hindu, pura, masjid, gereja tua, serta berbagai bangunan (balai) kuno adat membuktikan nenek moyang kita telah merintis pertumbuhan universalisme, relativisme, terlebih lagi pluralisme.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Regional
Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Regional
Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Regional
Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Regional
Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Regional
Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Regional
Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Regional
Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Regional
Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Regional
Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Regional
Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Regional
Pedagang Bakso di Semarang Lecehkan Remaja SMP hingga Empat Kali

Pedagang Bakso di Semarang Lecehkan Remaja SMP hingga Empat Kali

Regional
Suarakan Kemerdekaan Palestina, Dompet Dhuafa Sulsel Bersama MAN Gelar Sound of Humanity

Suarakan Kemerdekaan Palestina, Dompet Dhuafa Sulsel Bersama MAN Gelar Sound of Humanity

Regional
Bukit Lintang Sewu di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Bukit Lintang Sewu di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com