Pada saat Daoed Joesoef diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1978 oleh Presiden Soeharto, maka Daoed diminta terus mengawasi kelancaran pemugaran Candi Borobudur.
Akhirnya pada 23 Februari 1983 pemugaran Candi Borobudur selesai dengan sangat baik. Lega hati Daoed Joesoef setelah sekian lama memperjuangkan penyelamatan candi tersebut.
Pemberian nama Borobudur pada candi ini tidak diketahui secara persis. Tetapi, Mpu Prapanca dalam naskah Negarakertagama yang ditulis tahun 1365 menyebutkan bahwa “Budur” merupakan bangunan suci agama Buddha aliran Wajradhara.
Tetapi, di sebelah timur Candi Borobudur ada sebuah desa yang diberi nama “Boro”. Menurut Dr. Poerbatjaraka kata asli “Boro” adalah biara. Jadi, menurut dia, sebutan Borobudur adalah Biara Budur.
Banyak para ahli lain yang mencoba menjelaskan asal-usul kata Borobudur. Misalnya oleh Raffles pada 1814 , juga oleh Dr. De Casparis, tetapi semuanya belum memuaskan.
Candi Borobudur menurut para sejarawan dibangun antara tahun 650 sampai 930 M. Tetapi dipercaya pembangunannya pada tahun 800 M. Diperkirakan penyelesaiannya sekitar 50-70 tahun.
Berabad-abad kemudian Candi Borobudur hilang perhatian, kondisinya tertutup pepohonan dan hampir ditelan tanah.
Tahun 1814 ketika Sir Thomas Stanford Raffles sebagai Letnan Gubernur Hindia-Belanda, ia memberi perhatian pada Candi Borobudur yang kondisinya memprihatinkan.
Untuk menyelamatkan Candi Borobudur, ia memerintahkan 200 pekerja desa yang dipimpin Cornelius untuk membersihkan Candi Borobudur dari semak belukar dan tanah yang hampir menelannya.
Raffles kemudian menuliskannya dalam buku The History of Java yang terbit tahun 1817. Selanjutnya, Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1900 melalui Gubernur Jenderal Rooseboom ikut melakukan berbagai usaha menjaga keutuhan Candi Borobudur agar tidak runtuh.
Maka, panitia pemugaran Candi Borobudur menugaskan kepada Theodor van Erp melakukan pemugaran yang dilaksanakannya pada Agustus 1907 dan selesai pada 1911. Van Erp sangat berjasa hingga Candi Borobudur terselamatkan.
Tanggal 23 Februari 1983 pemugaran Candi Borobudur atas bantuan UNESCO selesai dengan baik. Tetapi pada tanggal 21 Januari 1985, Indonesia dan dunia terkejut bukan main. Candi Borobudur dibom!
Ledakan bom terjadi sembilan kali berturut-turut antara pukul 01.20-03.40. Ledakan ini telah merusak sembilan stupa hingga berlubang, termasuk arca-arca Dhyani Buddha yang ada di dalam stupa turut rusak pula.
Atap stupa pun ikut runtuh yang langsung menimpa arca lain yang mengakibatkan kerusakan tambah parah. Keseluruhan bom yang terpasang 11 peledak, tetapi dua gagal meledak.
Borobudur tetap berdiri kokoh. Keberadaan monumen ini bersamaan dengan candi Hindu, pura, masjid, gereja tua, serta berbagai bangunan (balai) kuno adat membuktikan nenek moyang kita telah merintis pertumbuhan universalisme, relativisme, terlebih lagi pluralisme.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.