Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Ratusan Petani Sawit di Riau Tak Digaji hingga Tidur di Semak Demi Pertahankan Kebunnya...

Kompas.com - 01/06/2022, 12:29 WIB
Idon Tanjung,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Widiawati menyebutkan, lahan koperasi saat ini seluas 425 hektar. Sedangkan jumlah anggota koperasi mencapai ribuan. Hasil perkebunan sawit dijual kepada PTPN V sebagai 'bapak angkat'.

Namun, anggota koperasi mengungkapkan, banyak petani yang tak mendapatkan hak penuh dari ketua koperasi yang lama. Ada yang digaji rendah hingga berbulan-bulan tak digaji.

"Dulu Hermayalis seenaknya mengeluarkan anggota koperasi. Gaji anggota dibayar seenak dia saja. Ada yang dibayar Rp 100.000 perbulan. Bahkan, ada yang gaji petani tak dibayar satu hingga dua bulan. Padahal, penghasilan kebun kami sekitar Rp 1,2 miliar per bulan," kata Ilzam, petani lainnya yang diwawancarai Kompas.com, Senin.

Baca juga: Keberadaan Brimob Terkait Ricuh Berujung Tembak di Kebun Sawit Ketapang, Ini Penjelasan Polda Kalbar

Ilzam yang merupakan mantan Kepala Desa Terantang, mengaku sudah enam tahun tak menerima hasil kebun sawit koperasi sejak Hermayalis menjadi ketua koperasi.

"Saya saja sudah enam tahun tak dikasih gaji. Saya dicoretnya dari anggota koperasi. Hermayalis sangat kejam kepada kami.

Makanya kami menuntut hak kami sekarang ini, apalagi sudah menang banding. Sudah puluhan tahun kami dizalimi," ungkap Ilzam.

Ia berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar harus cepat mengambil tindakan dalam persoalan ini.

"Kami meminta Pemkab Kampar mengambil langkah tegas dalam masalah kebun ini. Kalau tidak ada, kami tetap blokade jalan dan tidak membiarkan satu biji sawit pun keluar dari kebun kami," beber dia.

"Kami juga minta penjaga kebun dari pihak Hermayalis agar keluar dari lahan, kami tidak butuh penjaga," tegas Ilzam.

Dalam aksi blokade jalan perkebunan sawit koperasi itu, turut diikuti Idariyani yang merupakan mantan istri Hermayalis.

Baca juga: Kronologi Anggota Brimob Diduga Tembak Warga di Kebun Sawit, 2 Orang Terkena Peluru Hampa

Ia pun mengungkap sosok mantan suaminya itu selama menjadi Ketua Koperasi Iyo Basamo.

"Saya sendiri juga masuk anggota Koperasi Iyo Basamo. Tidak sewajarnya dia (Hermayalis) menjadi ketua koperasi. Karena, dia merekrut anggota yang pro ke dia saja. Suka-suka dia saja," kata Idariyani saat diwawancarai Kompas.com, Senin.

Ia juga mengaku langsung dikeluarkan dari anggota koperasi setelah bercerai dengan Hermayalis.

"Saya dikeluarkan sepihak setelah cerai sama beliau. Padahal dalam aturannya, kan kalau sudah pisah (aset) itu untuk istri, karena biaya anak saya yang tanggung," kata Idariyani.

Penggiringan Opini

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Regional
Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Regional
Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Regional
Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Regional
Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Regional
Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Regional
Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Regional
Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Regional
Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Regional
Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com