Widiawati menyebutkan, lahan koperasi saat ini seluas 425 hektar. Sedangkan jumlah anggota koperasi mencapai ribuan. Hasil perkebunan sawit dijual kepada PTPN V sebagai 'bapak angkat'.
Namun, anggota koperasi mengungkapkan, banyak petani yang tak mendapatkan hak penuh dari ketua koperasi yang lama. Ada yang digaji rendah hingga berbulan-bulan tak digaji.
"Dulu Hermayalis seenaknya mengeluarkan anggota koperasi. Gaji anggota dibayar seenak dia saja. Ada yang dibayar Rp 100.000 perbulan. Bahkan, ada yang gaji petani tak dibayar satu hingga dua bulan. Padahal, penghasilan kebun kami sekitar Rp 1,2 miliar per bulan," kata Ilzam, petani lainnya yang diwawancarai Kompas.com, Senin.
Baca juga: Keberadaan Brimob Terkait Ricuh Berujung Tembak di Kebun Sawit Ketapang, Ini Penjelasan Polda Kalbar
Ilzam yang merupakan mantan Kepala Desa Terantang, mengaku sudah enam tahun tak menerima hasil kebun sawit koperasi sejak Hermayalis menjadi ketua koperasi.
"Saya saja sudah enam tahun tak dikasih gaji. Saya dicoretnya dari anggota koperasi. Hermayalis sangat kejam kepada kami.
Makanya kami menuntut hak kami sekarang ini, apalagi sudah menang banding. Sudah puluhan tahun kami dizalimi," ungkap Ilzam.
Ia berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar harus cepat mengambil tindakan dalam persoalan ini.
"Kami meminta Pemkab Kampar mengambil langkah tegas dalam masalah kebun ini. Kalau tidak ada, kami tetap blokade jalan dan tidak membiarkan satu biji sawit pun keluar dari kebun kami," beber dia.
"Kami juga minta penjaga kebun dari pihak Hermayalis agar keluar dari lahan, kami tidak butuh penjaga," tegas Ilzam.
Dalam aksi blokade jalan perkebunan sawit koperasi itu, turut diikuti Idariyani yang merupakan mantan istri Hermayalis.
Baca juga: Kronologi Anggota Brimob Diduga Tembak Warga di Kebun Sawit, 2 Orang Terkena Peluru Hampa
Ia pun mengungkap sosok mantan suaminya itu selama menjadi Ketua Koperasi Iyo Basamo.
"Saya sendiri juga masuk anggota Koperasi Iyo Basamo. Tidak sewajarnya dia (Hermayalis) menjadi ketua koperasi. Karena, dia merekrut anggota yang pro ke dia saja. Suka-suka dia saja," kata Idariyani saat diwawancarai Kompas.com, Senin.
Ia juga mengaku langsung dikeluarkan dari anggota koperasi setelah bercerai dengan Hermayalis.
"Saya dikeluarkan sepihak setelah cerai sama beliau. Padahal dalam aturannya, kan kalau sudah pisah (aset) itu untuk istri, karena biaya anak saya yang tanggung," kata Idariyani.
Penggiringan Opini