Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Ratusan Petani Sawit di Riau Tak Digaji hingga Tidur di Semak Demi Pertahankan Kebunnya...

Kompas.com - 01/06/2022, 12:29 WIB
Idon Tanjung,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Hermayalis saat dikonfirmasi Kompas.com menyebut bahwa kubu dari Yuslianti sengaja menggiring opini seakan-akan menang banding sebagai Ketua Koperasi Iyo Basamo.

"Kami menggugat Yuslianti itu PMH atau perbuatannya melawan hukum. Bukan sengketa masalah kepengurusan Koperasi Iyo Basamo," kata Hermayalis kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (1/6/2022).

Menurut dia, Yuslianti bukan anggota koperasi dan mendeklarasikan diri sebagai anggota dan pengurus Koperasi Iyo Basamo.

"Dia merekayasa rapat anggota luar biasa yang diduga dibantu oknum tertentu. Jadi, kami buatlah gugatan karena dia melawan hukum. Di Pengadilan Negeri Bangkinang terbukti dia bersalah dan terbukti melawan hukum, sehingga tidak dibenarkan menggunakan atribut koperasi," jelas Hermayalis.

Atas putusan PN Bangkinang, sambung dia, Yuslianti tidak terima dan mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Pekanbaru. Kubu Yuslianti pun memenangkan banding tersebut.

Ajukan Kasasi

Terkait putusan Pengadilan Tinggi Pekanbaru, Hermayalis akan mengambil langkah kasasi atau melayangkan gugatan ulang ke PN Bangkinang.

"Kami akan mengambil langkah upaya kasasi ke Mahkamah Agung," sebut Hermayalis.

Saat ditanya terkait petani yang mengaku tak digaji, Hermayalis menyebut warga tersebut bukan anggota koperasi.

"Tidak mungkin saya bayar mereka yang bukan anggota koperasi, melanggar hukumlah saya. Mereka tidak terdaftar. Jadi, itu tidak benar. Kalau untuk penghasilan kebun untuk petani itu 30 persen," sebut Hermayalis.

Lalu, ditanya lagi ada petani yang mengaku dikeluarkan secara sepihak, dia juga membantah hal tersebut.

"Kalau menurut mereka seperti itu kan silahkan saja. Kita selama ini tidak ada mengeluarkan orang. Karena apapun kebijakan masuk dan tidaknya orang menjadi peserta KPPA (Koperasi Kredit Primer Anggota), bukan pengurus koperasi yang menentukan, tapi adalah tim seleksi," ujar Hermayalis.

Baca juga: Perdana, Ribuan Ton Limbah Kelapa Sawit Diekspor ke Korea Selatan

Ia menyebut, anggota Koperasi Iyo Basamo yang sah saat ini berjumlah 897 KK (kepala keluarga), dan semuanya warga asal Desa Terantang.

Hermayalis yang menjabat sebagai ketua Koperasi Iyo Basamo sejak 2010, berharap kepada semua pihak agar mengikuti aturan yang ada.

"Saya harap, kalau ingin masuk anggota koperasi silahkan. Tetapi, selama ini di luar koperasi terus masuk, jadilah penumpang yang baik. Jangan seperti ibarat penumpang kapal. Sudah masuk ke dalam kapal lantai kapal dibocorkan maka tenggelamlah kapal itu," tutup Hermayalis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Regional
Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Regional
Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Regional
Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Regional
Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Regional
Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Regional
Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Regional
Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Regional
Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com