Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral karena Wisatawan Dipaksa Sewa Jip, Ini Sejarah Kelam Bungker Kaliadem Sleman

Kompas.com - 29/05/2022, 06:06 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Rendi Kurnia, seorang sopir rental mengaku dipaksa parkir dan menyewa jip atau motor untuk menuju destinasi wisata Bungker Kaliadem di Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta.

Peristiwa tersebut terjadi saat ia mengantar dua wisatawan asal Jambi pada Kamis (26/5/2022). Ia dan dua wisatawan tersebut kemudian dicegat di tengah jalan setelah membayar retribus.

Ia kemudian dipaksa memarkirkan mobilnya lalu menyewa jip jika ingin ke Bunker Kaliadem. Rendi kemudian memilih untuk meninggalkan lokasi karena tak bisa mendapatkan penjelasan yang memuaskan.

Bungker tersebut itu dibangun pada 2001 oleh Pemerintah Kabupaten Sleman dan diresmikan empat tahun kemudian.

Baca juga: Cerita di Balik Wisatawan Dipaksa Sewa Jip Saat ke Bunker Kaliadem, Camat Bongkar Modus Pelaku

Sejarah bunker Kaliadem

Bunker Kaliadem salah salah satu daya tarik wisata pasca-erupsi Gunung Merapi.

Hal tersebut dikutip dari jurnal yang ditulis Aldi Edo Nugraha yang bejudul Desa Kepuhharjo Sebagai Daya Tarik Wisata Pasca Erupsi Merapi.

Disebutkan Kaliadem adalah kawasan hutan pinus yang memiliki luas 25 hektare dengan ketinggian 1100 meter di atas permukaan laut. Letaknya ada di lereng selatan Gunung Merapi.

Secara admistrasi, Kaliadem masuk wilayah Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman atau sekitar 30 km arah utara Kota Yogyakarta.

Kawasan tersebut memiliki udara yang sejuk dengan keindahan dan keunikan alamnya.

Baca juga: Kepala Dinas Pariwisata Sleman Sebut Wisatawan Dipaksa Sewa Jip Saat ke Bunker Kaliadem Sudah Beberapa Kali Terjadi

Pada tahun 2010, Yogyakarta dikejutkan dengan meletusnya Gunung Merapi hingga menghancurkan kawasan Kaliadem dan sekitarnya.

Peristiwa yang disebut-sebut sebagai erupsi terbesar dalam 100 tahun terakhir itu merenggut lebih dari 200 nyawa termasuk Sang Juru Kunci Merapi, Mbah Maridjan.

Sekitar 400.000 jiwa mengungsi, terutama mereka yang tinggal dengan radius 20 km dari puncak Merapi

Di wilayah Kaliadem ini terdapat bunker yang dibangun oleh pemerintah yang difungsikan sebagai tempat persembunyian bagi warga setempat saat erupsi Merapi.

Baca juga: Cerita Sopir Rental Dipaksa Sewa Jip Saat Antar Wisatawan ke Bunker Kaliadem

Namun di tahun 2006 silam, saat Gunung Merapi erupsi, dua warga ditemukan tewas di dalam bunker. Diduga mereka terjebak di dalam bungker dan tewas karena suhu udara yang sangat tinggi hingga 200 derajat celsius.

Sejak saat itu, pemerintah memutuskan untuk tidak menggunakan bunker sebagai tempat berlindung saat erupsi karena risiko tinggi.

Pada letusan Merapi tahun 2010, Bunker Kaliadem tertimbun material Merapi setebal 4 meter.

Tiga tahun kemudian, bunker tersebut berhasil digali. Disebutkan warga kesulitan menggali karena tanda yang menjadi petunjuk keberadaan bunker tersebut ikut hilang bersamaan dengan erupsi.

Baca juga: Ujung Awan Panas Gunung Merapi Ada di Sisi Tenggara Bungker Kaliadem

Dibutuhkan waktu sekitar 2 hari untuk merekonstruksi jalan dan 54 jam untuk mengeruk material menggunakan alat berat.

Jalan menuju bunker sendiri tertimbun material setebal 1,5 meter. Sementara badan bunker bagian depan terkubur 4 meter dan bagian belakang setebal 1,5 meter.

Setelah berhasil ditemukan, warga dan pemerintah desa sepakat untuk mengelola bunker tersebut sebagai tempat wisata yang menyimpan jejak kedahsyatan erupsi Merapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com