SOLO, KOMPAS.com - Guru mengaji Presiden Jokowi, KH Abdul Karim Ahmad atau akrab disapa Gus Karim mengatakan, Indonesia ikut berduka dengan wafatnya mantan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii Maarif.
Buya Syafii meninggal dalam usia 86 tahun pada Jumat (27/5/2022) pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah, Gamping, Kabupaten Sleman.
Menurut Gus Karim, Buya Syafii merupakan putra terbaik bangsa Indonesia.
Baca juga: Khofifah : Buya Syafii Merangkul Semua Golongan
"Indonesia ikut berkabung dengan wafatnya beliau (putra terbaik bangsa Indonesia)," kata Gus Karim dihubungi Kompas.com via telepon, Jumat.
Gus Karim mengatakan Buya Syafii merupakan tokoh bangsa. Kealiman dan keilmuan yang dimiliki Buya Syafii tidak diragukan.
Kemudian pesan dan nasihat Buya Syafii sering ditunggu masyarakat. Nasihat yang disampaikan Buya Syafii menurut Gus Karim sangat sejuk dan menyejukkan.
"Ada yang mengatakan beliau itu 'Gus Dur-nya' Muhammadiyah," ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Al Quraniy Azzayadiy Solo tersebut.
Gus Karim mengaku sudah lama tidak bertemu dengan Buya Syafii Maarif. Ia terakhir bertemu dengan Buya Syafii pada waktu Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Saya mendengar beliau wafat tadi pagi. Saya sudah lama nggak sowan beliau. Ketemu terakhir sewaktu pilpres kedua," kenang Gus Karim.
Baca juga: Kisah Buya Syafii Tolak Tawaran Jokowi Jadi Wantimpres karena Tak Lagi Muda...
Sebelumnya, kabar duka datang dari Yogyakarta, di mana mantan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii Maarif wafat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.