Dijelaskan Eka, aksi kejahatan yang dilakukan oleh OTK ini berbeda- beda modus operandi-nya.
Seperti pelaku yang sudah ditangkap di wilayah Puuwatu dan Abeli, lanjut Eka, modusnya juga berbeda dan anak busurnya juga berbeda.
"Kalau di Puuwatu modusnya pencurian dengan kekerasan, pelaku menakuti korban yang tengah mengendarai motor akan membusurnya. Korban takut lalu lari meninggalkan motornya yang masih hidup, akhirnya motornya dibawa kabur para pelaku," terangnya.
Baca juga: Remaja Pamer Busur dan Anak Panah di Medsos, Warganet Tandai Akun Resmi Polisi, Berujung Penangkapan
Untuk kasus di Kecamatan Abeli, kata Eka, pihaknya masih melakukan penyelidikan.
Selain itu, tambah Kapolresta Kendari, pihaknya juga sudah menangkap dua pelaku yang memiliki anak busur di kecamatan Baruga dan kecamatan Konda.
"Dua pelaku itu kami kenakan Undang-undang darurat. Barang bukti anak panah di Konda masih diproduksi manual, sedangkan untuk tersangka di Baruga sudah agak bagus modelnya mungkin dibuat di bengkel atau pandai besi, masih belum ada terkaitnya antara dua TKP ini," ujarnya.
Pihaknya juga, masih mendalami apakah kasus teror pembusuran ini murni kenakalan remaja, terorganisir atau by desain.
Kapolresta Kendari mengimbau kepada masyarakat kota Kendari agar tetap tenang dan jangan takut untuk beraktivitas, sebab pihaknya akan selalu memberikan rasa aman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.