Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/05/2022, 19:21 WIB
A P Sari

Penulis

KOMPAS.com – Karya Kreatif Jabar (KKJ) dan Pekan Kerajinan Jawa Barat (PKJB) 2022 resmi digelar di Trans Convention Center Bandung, Sabtu (14/5/2022).

KKJ dan PKJB keempat yang digagas Bank Indonesia Jabar dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jabar itu menampilkan produk-produk premium dari 87 usaha mikro kecil menengah (UMKM) kreatif se-Jabar.

Pada 2022, KKJ dan PKJB mengusung tema "Ekonomi Hijau dan Keuangan Inklusif Untuk Percepatan Ekonomi Berkelanjutan".

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil yang turut hadir dalam acara pembukaan KKJ dan PKJB mengatakan, ekonomi hijau merupakan hal yang lumrah diketahui para pelaku UMKM saat ini.

Meski demikian, kata dia, ekonomi hijau sering disalah artikan oleh masyarakat sebagai aktivitas daur ulang.

Baca juga: Pengamat Nilai Peluang Ridwan Kamil Jadi Capres Kecil, Kalaupun Mungkin Opsinya Cawapres

"Tema tahun ini mengusung ekonomi hijau. Saya ingin mengingatkan karena kata hijau ini seringkali tidak dipahami, disangkanya hanya mendaur ulang," kata pria yang akrab disapa Kang Emil itu, dikutip dari keterangan persnya, Senin (16/5/2022).

Kang Emil menjelaskan, kata “hijau” bisa diartikan sebagai aktivitas manusia yang rendah karbon.

Menurutnya, saat ini aktivitas dan gaya hidup manusia saat ini boros karbon karena masih mengandalkan bahan bakar bensin yang didapat dengan cara mengeruk isi bumi.

Volume karbon yang berlebihan, lanjut Kang Emil, dapat menyebabkan pemanasan global atau efek rumah kaca (ERK). Kondisi ini dapat membuat cuaca tak menentu dan sulit diprediksi, sehingga mengancam ketahanan pangan.

"Karbon berlebih membuat cuaca menjadi tak menentu, maka panen susah diprediksi dan bisa mengancam ketahanan pangan. Potensi tsunami juga menjadi tinggi," jelasnya.

Baca juga: Temui Petinggi Partai, Ridwan Kamil Dinilai Tertarik Jadi Kandidat pada Pilpres 2024

Oleh karenanya, dia meminta masyarakat dan pelaku UMKM untuk menerapkan aktivitas atau gaya hidup rendah karbon. Salah satu caranya bisa dilakukan dengan memilih bahan baku lokal.

"Kalau bisa upayakan bahan baku lokal daripada beli impor. Itu sudah menghemat karbon," ucap Kang Emil.

Selain itu, dia melanjutkan, aktivitas hemat karbon bisa diimplementasikan dengan memaksimalkan penjualan untuk pasar lokal.

“Misalnya, produk UMKM dari Bogor bisa memprioritaskan di pasar Jabodetabek yang dapat menghemat penggunaan karbon.”

"Jadi untuk ekonomi hijau, mari memaksimalkan kekuatan lokal, resources-nya lokal, jualan di level lokal, dan kalau bisa energinya juga energi hijau, yaitu memanfaatkan panas bumi, energi matahari, air, angin, dan sebagainya," ungkapnya.

Baca juga: Ridwan Kamil Minta UMKM Gunakan Bahan Baku Lokal

Halaman:


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com